Perusahaan pialang properti atau real estat Compass Inc menerbitkan pengajuan untuk penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Rencana itu setelah perusahaan mengalami lonjakan pendapatan sebesar 56%.
Dikutip dari Reuters, Selasa (2/3/2021) Startup yang berbasis di New York itu mengatakan pendapatannya naik menjadi IS$ 3,72 miliar pada 2020 dari US$ 2,39 miliar di tahun sebelumnya. Sementara kerugian bersih turun menjadi US$ 270,2 juta dari US$ 388 juta tahun lalu.
Compass yang melayani agen real estat di pasar real estat perumahan diketahui mengalami pertumbuhan selama pandemi COVID-19 karena semakin banyak orang lebih memilih untuk membeli dan menjual rumah secara online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan yang kuat itu kontras dengan keadaan perusahaan ketika Amerika Serikat (AS) dilanda pandemi COVID-19. Tahun lalu Compass terpaksa memberhentikan 15% karyawannya dan memperkirakan penurunan pendapatan hingga 50%.
Jelang IPO Compass diketahui telah mengumpulkan US$ 1,5 miliar setara Rp 21 triliun (kurs Rp 14.000) dari investor termasuk Softbank Group Corp, Goldman Sachs dan Dewan Investasi Rencana Pensiun Kanada.
Pengajuan IPO disebut telah diajukan sejak Januari lalu. Goldman Sachs, Morgan Stanley dan Barclays disebut-sebut sebagai penjamin emisi untuk penawarannya.
Compass sendiri didirikan pada 2012 oleh mantan direktur teknik di Twitter Ori Allon, dan Robert Reffkin, yang sebelumnya bekerja di Goldman Sachs. Perusahaan ini mencakup 46 wilayah statistik metropolitan di AS dan bekerja dengan lebih dari 19.000 agen.
(dna/dna)