Pandemi COVID-19 telah menambah jumlah investor ritel di pasar modal begitu signifikan. Menariknya lagi mayoritas adalah anak muda alias milenial.
Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir mengakui hal itu. Menurutnya hampir setiap hari penambahan investor baru mencapai 10 ribu orang.
"Sejak COVID-19 ada sekitar 10 ribu investor baru tiap hari, luar biasa, dan umurnya 28 tahun ke bawah itu kurang lebih 80%. Salah satu tugas kita bagaimana berkomunikasi dengan mereka, karena ini merupakan pengalaman pertama mereka di dunia saham," tuturnya dalam acara Market Outlook 2021 Mandiri Investasi secara virtual, Rabu (10/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dengan kedatangan para milenial yang berbondong-bondong ke pasar modal mengubah tren komunikasi tentang saham. Biasanya investor membicarakan tentang saham dengan para analis melalui komunikasi langsung.
Namun sekarang berubah, investor milenial kebanyakan mencari informasi tentang saham melalui sosial media seperti Tiktok dan Instagram. Lucunya hal itu jugalah yang membuat para milenial kapok dan keluar dari pasar modal.
Baca juga: 4 Kesalahan Milenial Berinvestasi |
"Sekarang ada risiko baru, anak-anak mudanya juga keluar karena takut. Banyak dalam tanda kutip main saham, nah main saham komunikasinya lewat IG dan Tiktok, lucu kan?" terangnya.
Oleh karena itu, lanjut Pandu, BEI selaku penyelenggara pasar modal ikut melakukan komunikasi melalui media sosial tersebut. Tujuannya untuk memberikan edukasi kepada para investor milenial baru agar tidak salah jalan. Bahkan sekelas direksi dan komisaris BEI ikut turun ke media sosial.
"Jadi kami minta juga komisaris dan direksi untuk mulai aktif berbicara di media sosial. Setiap minggu, pasti komisaris atau direksi berbicara di media sosial. Mereka akan melihat, bisa 3 ribu orang akan melihat dan mayoritas anak muda. Jadi kita harus mulai aktif di sosial media juga. Ini menjadi instrumen yang amat penting apalagi kepada ade-ade kita yang baru belajar saham," tutupnya.