Platform perdagangan keuangan online asal Israel, EToro dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) melalui skema SPAC atau bergabung dengan perusahaan bertujuan khusus, FinTech Acquisition Corp. V.
Mengutip dari CNN, Rabu (17/3/2021) kesepakatan itu disebut senilai US$ 10,4 miliar setara Rp 149 triliun (kurs Rp 14.404). Saham FinTech Acquisition Corp. V pun melonjak 45% karena berita tersebut.
Lagi-lagi skema SPAC menjadi pilihan bagi perusahaan untuk melakukan go public. Cara ini yang kini trending bagi perusahaan untuk membidik uang di Wall Street dan terdaftar di bursa publik tanpa harus mengajukan dokumen peraturan sebanyak yang diperlukan untuk IPO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
EToro sendiri didirikan pada 2007 di Israel dan berkantor di Siprus, Inggris Raya, Australia, dan Amerika Serikat. Mergernya dengan FinTech Acquisition Corp. adalah cara untuk mengembangkan bisnis dan menciptakan lebih banyak pengenalan nama perusahaan.
"Kami mendirikan eToro dengan visi membuka pasar global bagi semua orang untuk berdagang dan berinvestasi dengan cara yang sederhana dan transparan," kata CEO eToro Yoni Assia.
"Pengguna kami datang ke eToro untuk berinvestasi, tetapi juga untuk berkomunikasi satu sama lain; untuk melihat, mengikuti, dan secara otomatis meniru investor sukses dari seluruh dunia," tambahnya.
Perusahaan menggambarkan dirinya sebagai platform perdagangan sosial dan kini tengah berkembang pesat. Pendapatan eToro disebut meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2020, menjadi US$ 605 juta, dan perusahaan mengatakan telah menambahkan lebih dari 5 juta pengguna baru yang terdaftar tahun lalu.