Telkomsel menambah investasinya di PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) sebesar US$ 300 juta. Telkomsel diyakini akan terus berinvestasi di perusahaan digital lainnya.
Analisis saham Trimegah Securities Richardson Raymond Equity menilai investasi yang dilakukan Telkomsel di Gojek ataupun di perusahaan digital merupakan sebuah kebutuhan. Dengan berinvestasi di perusahaan digital, Telkomsel diharapkan mendapat sinergi usaha yang positif.
"Telkomsel dan Telkom saat ini sudah menjadi perusahaan terkemuka serta terdepan dalam mengembangkan telekomunikasi di Indonesia. Saat ini saya melihat Telkom dan Telkomsel tak hanya ingin menjadi perusahaan terbesar di industri telekomunikasi. Saat ini mereka ingin menjadi perusahaan digital terkemuka di Indonesia. Salah satunya adalah dengan berinvestasi di perusahaan digital," terang Richardson, Minggu (16/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Telkomsel x Gojek |
Menurut Richardson, sangat rasional jika Telkomsel ingin menjadi perusahaan digital terkemuka di Indonesia. Selain karena bisnis konektivitas yang sudah mulai melandai, potensi dari bisnis digital di Indonesia masih sangat menjanjikan untuk tumbuh. Terlebih lagi dengan sentimen merger Gojek dan Tokopedia.
"Merger Gojek dan Tokopedia ini akan menjadikan dua perusahaan tersebut memiliki super app yang menyediakan apapun bagi masyarakat Indonesia. Sehingga tidak salah jika Telkomsel berinvestasi di Gojek saat ini yang tak cuma mencari sinergi bisnis, tetapi juga berpotensi mendapatkan keuntungan dari adanya super app yang nanti akan terjadi antara Gojek dan Tokopedia," kata Richardson.
Setelah menempatkan investasi di Gojek akhir 2020 lalu, Richardson yakin PT Telkom akan diberikan benefit untuk menambah investasi mereka ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Ia melihat Telkomsel telah melakukan langkah yang tepat dalam menambah investasinya di Gojek.
Lebih lanjut, Richardson menilai valuasi dari Gojek ketika merger dengan Tokopedia tentu akan bertambah dengan pesat. Telkomsel dinilai tepat dalam melakukan investasi di Gojek sebelum perusahaan tersebut melakukan merger dengan Tokopedia. Ketika Gojek dan Tokopedia merger, valuasi mereka bisa US$ 20 miliar. Ketika Gojek dan Tokopedia ini merger dan akan IPO, valuasi super app tersebut akan melonjak 2 kali lipat, bisa sampai US$ 40 miliar.
"Jika merger Gojek dan Tokopedia berjalan dengan baik dan banyak sinergi yang bisa dicapai, maka valuasi mereka akan lebih tinggi lagi, bisa mencapai US$ 45 miliar. Dengan valuasi yang tinggi ini Telkomsel akan berpotensi mendapatkan capital gain yang sangat besar dari investasi mereka di Gojek. Tentu potensi capital gain dari investasi Telkomsel di Gojek akan memberikan pengaruh positif terhadap valuasi Telkom," terang Richardson.
Melihat ekonomi digital di Indonesia masih sangat menjanjikan, Richardson percaya baik Telkom maupun Telkomsel akan terus berinvestasi yang ada di Indonesia. Selain mencari sinergi antara bisnis konektivitas dengan perusahaan digital, Richardson menilai perusahan tersebut juga mencari potensi capital gain.
"Jika Telkom dan Telkomsel hanya mengandalkan bisnis konektivitas saja, maka pertumbuhannya tak terlalu siginfikan. Bisnis konektivitas memang masih bertumbuh, tapi tak akan eksponensial seperti perusahaan digital. Namun ketika mereka masuk ke bisnis digital, potensi capital gain yang besar menanti Telkom dan Telkomsel," pungkas Richardson.
(ega/ega)