Komunitas Pasar Modal Sambut Investasi Telkomsel di Perusahaan Digital

Komunitas Pasar Modal Sambut Investasi Telkomsel di Perusahaan Digital

Inkana Putri - detikFinance
Rabu, 09 Jun 2021 16:40 WIB
telkomsel x gojek
Foto: telkomsel
Jakarta -

Gojek dan Tokopedia telah resmi mengumumkan pembentukan holding gabungan layanan e-commerce, on-demand, layanan keuangan dan pembayaran dalam satu ekosistem menjadi GoTo. Platform GoTo yang menggabungkan tiga layanan dalam satu ekosistem ini diklaim menjadi yang pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Bahkan, platform GoTo diklaim sudah melayani 270 juta konsumen Indonesia dan mewakili 2% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual merespon positif aksi korporasi yang dilakukan dua decacorn asli Indonesia tersebut. Saat ini, lanjut David, minat investor terhadap perusahaan digital sangat tinggi, termasuk perusahaan digital asal Indonesia. Namun, jumlah perusahaan digital yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih sangat minim. Ia berharap adanya sentimen IPO GoTo dapat meningkatkan investasi di Indonesia.

"Saat ini kenaikan IHSG tidak seperti bursa di negara Asia lainnya. Banyak perusahaan digital yang listing di bursa Asia. Dengan rencana GoTo yang akan melakukan IPO, membuat pasar modal Indonesia kembali bergairah. Ini sentimen positif bagi investor lain yang hendak investasi di perusahaan digital Indonesia melalui skema IPO," ujar David dalam keterangan tertulis, Rabu (9/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah pandemi COVID-19, ketergantungan akan ekonomi digital masih sangat tinggi. Hal ini membuat sentimen pertumbuhan dan akselerasi ekonomi digital Indonesia. Dengan sentimen tersebut, David yakin perusahaan digital di Indonesia masih berpotensi untuk tumbuh.

Pasalnya dengan terjadinya pandemi, masyarakat Indonesia yang dahulu tak terbiasa menggunakan platform digital, kini sudah semakin terbiasa menggunakannya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, jika dahulu tak banyak UMKM di daerah yang dapat memasarkan produknya di dunia internasional, mereka kini dapat melakukannya dengan platform digital.

"Tentunya ini dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Perkembangan ekonomi digital di Indonesia baru saja dimulai. Saya berharap akan banyak perusahaan digital di Indonesia yang dapat go international seperti di China. Pemerintah diharapkan dapat memberikan insentif bagi tumbuhnya perusahaan digital di Indonesia, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang," harap David.

Di samping itu, David menilai langkah Telkomsel yang berinvestasi di perusahaan digital merupakan terobosan baik bagi tumbuhnya ekonomi digital. Selain ingin mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional, David menilai Manajemen Telkom dan Telkomsel saat ini sudah melihat potensi sinergi usaha dan bisnis yang saat ini dimiliki. Dengan demikian, menurut David, investasi yang dilakukan Telkom dan Telkomsel di perusahaan digital seperti Gojek dan yang lainnya sudah tepat.

"Sudah tepat jika saat ini Telkom dan Telkomsel investasi di perusahaan digital. Ini akan meningkatkan sinergi bisnis yang selama ini mereka miliki dengan perusahaan digital. Selain mencari cuan, Telkom dan Telkomsel juga mencari potensi sinergi bisnis yang bisa didapatkan. Menurut saya investasi Telkom dan Telkomsel di perusahaan digital akan saling melengkapi," terang David.

Selain berinvestasi di perusahaan digital, Telkomsel juga telah menyediakan layanan 5G pertama di Indonesia. Layanan 5G ini akan mempercepat transformasi digital di Telkomsel dan dapat mengakselerasi ekonomi digital di Indonesia.

Dengan adanya layanan 5G, David memperkirakan adanya peningkatan penghasilan signifikan yang kemungkinan didapatkan Telkomsel ketika investasi di perusahaan digital. Terlebih, saat ini risiko yang ditanggung Telkomsel ketika berinvestasi di sebuah perusahaan sangat kecil.

Menurut David, ini justru merupakan potensi keuntungan besar dari investasi yang dilakukan Telkom dan Telkomsel di perusahaan digital. Meskipun demikian, ekonom BCA ini mengatakan untuk mendapatkan keuntungan investasi yang optimal, setidaknya dibutuhkan waktu minimal 5 tahun. Bahkan untuk investasi yang dilakukan Telkomsel di Gojek menurut David dapat langsung direalisasikan ketika GoTo IPO di bursa.

"Saya optimis keuntungan yang didapat Telkomsel dari investasi mereka di perusahaan digital akan lebih besar dari investasi yang mereka lakukan di bisnis konektivitas. Saat ini pertumbuhan perusahaan digital lebih besar dari bisnis konektivitas. Bisnis konektivitas yang telah dimiliki Telkomsel sudah mature, sehingga saat ini potensi tumbuhnya juga sudah terbatas. Saya menilai sangat positif diversifikasi dan pengembangan usaha yang dilakukan oleh Telkom dan Telkomsel. Mungkin nantinya Telkomsel bisa masuk ke ekosistem digital lainnya untuk dapat terus menjaga bisnis konektivitasnya," pungkas David.

(ega/hns)

Hide Ads