Simak! Ekonom Wanti-wanti Dolar AS 'Pulang Kampung', Ini Dampaknya

Simak! Ekonom Wanti-wanti Dolar AS 'Pulang Kampung', Ini Dampaknya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 07 Jul 2021 13:02 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhirnya tembus ke level Rp 15.000. Ini adalah pertama kalinya dolar AS menyentuh level tersebut pada tahun ini.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Wacana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) melakukan tapering off atau pengurangan stimulus perlu diantisipasi. Sebab, kebijakan tersebut akan membuat aliran modal keluar dari Indonesia.

"Sudah diumumkan dikatakan bahwa tapering off ini akan dilakukan di tahun 2022 dan kenaikan bunga diperkirakan 2023. Tapi kita melihat bahwa memang dari sisi kinerja di Amerika kemarin masih terjadi pengangguran yang cukup besar, masih dianggap bahwa itu belum sesuai. Tapi kemungkinan bisa lebih maju," kata Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani dalam Kajian Tengah Tahun Indef 2021, Rabu (7/7/2021).

Dia menjelaskan, saat tapering off dilakukan AS maka otomatis dana asing akan 'pulang kampung'. Hal ini perlu diantisipasi terlebih dana asing di obligasi pemerintah cukup besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, jika itu terjadi maka akan memberatkan Bank Indonesia (BI). Kemudian, aliran dana keluar ini memicu pelemahan rupiah.

"Persoalannya kalau mereka melakukan tapering off itu otomatis dana akan banyak kembali apalagi di Indonesia, dana asing terutama di obligasi pemerintah kan cukup besar walaupun dulu masih 40% sekarang sekitar 39% tapi juga sangat besar," katanya.

ADVERTISEMENT

"Sehingga kalau terjadi aliran dana keluar mungkin Bank Indonesia cukup berat selain sekarang menjadi burden sharing, yang kedua kalau aliran dana keluar biasanya rupiah kita melemah," tambahnya.

Hal itu berkaca pada pengalaman tahun 2013. Nilai tukar dolar AS kala itu Rp 9.000, kemudian tapering membuat mata uang Paman Sam menjadi Rp 13.000.

Efek dari dolar AS yang perkasa ini pun cukup banyak, di antaranya harga barang naik dan daya beli turun. "Ini yang harus siap-siap kita jaga kalau Amerika bisa atau melakukan tapering lebih awal," ujarnya.

Dia melanjutkan, tapering berdampak pada kenaikan suku bunga dan berpengaruh pada cadangan devisa. Hal lain yang berpengaruh adalah pasar modal.

"Dan terakhir juga berpengaruh terhadap indeks harga saham, itu otomatis," katanya.

Simak video 'Sri Mulyani Sebut Ekonomi Kuartal III di Bawah 4 Persen':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/ara)

Hide Ads