Tingkatkan Modal, Bank Mega Tak Bagi Deviden

Tingkatkan Modal, Bank Mega Tak Bagi Deviden

- detikFinance
Jumat, 24 Mar 2006 19:32 WIB
Jakarta - Untuk tahun buku 2005 Bank Mega takkan bagikan deviden karena laba perseroan 2005 akan dimasukkan ke laba ditahan untuk menaikkan modal. Per 2005, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Mega hanya 11,13 persen."Dalam RUPS diputuskan laba tahun ini akan dimasukkan ke laba ditahan untuk meningkatkan modal," kata Direktur Utama Bank Mega Yungky Setiawan dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (24/3/2006).Yungky menambahkan, untuk meningkatkan CAR tahun ini perseroan juga akan melakukan rights issue pada triwulan kedua tahun ini. Diharapkan perseroan akan mendapatan suntikan dana segar sebesar Rp 500 miliar dari rights issue ini. Dalam rights issue tersebut, setiap pemegang 57 saham lama berhak membeli 8 saham baru dengan harga penawaran Rp 2500 per saham. Setelah rights issue jumlah saham Bank Mega yang berjumlah 1.425.388.642 akan menjadi 1.625.443.188 lembar saham."Setelah rights issue diharapkan CAR akan meningkat menjadi sekitar 15 persen," kata Yungky.Selain itu, kalau memungkinkan perseroan juga akan menerbitkan subt debt sekitar Rp 1 triliun untuk menunjang CAR. Penerbitan utang itu rencananya baru akan dilakukan di triwulan terakhir 2004. Tahun 2005 laba Bank Mega merosot 57,43 persen menjadi Rp 179,353 miliar dibanding tahun 2004 sebesar Rp 312,255 miliar. Hal ini akibat peningkatan beban bunga yang mencapai hampir seratus persen menjadi Rp 1,555 triliun, sedangkan pendapatan bunga tahun 2005 hanya sebesar 2,230 triliun."Penurunan laba diakibatkan peningkatan suku bunga pihak ketiga oleh penjaminan dari 7 persen menjadi 13 persen yang tidak bisa diimbangi bunga kredit," jelas Yungky.Tahun 2005 dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Mega mencapai Rp 22 triliun sedangkan kredit yang disalurkan sebesar Rp 11,3 triliun. Dengan demikian rasio tabungan terhadap kredit (LDR) mencapai 51,25 persen dengan kredit bermasalah (NPL) gross hanya 1,43 persen. Sementara itu, total aset perseroan mencapai Rp 25,109 triliun. Untuk tahun ini perseroan menargetkan aset tumbuh menjadi Rp 30,9 triliun, DPK Rp 27,2 triliun, Kredit Rp 17,3 triliun dan Laba Rp 305,4 miliar."Laba tahun ini ditargetkan konservatif karena dampak kenaikan BBM dan suku bunga yang masih terasa," ujar Yungky. (mar/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads