PT Astra International (Tbk) atau Grup Astra melaporkan kinerja keuangannya di semester I 2021. Hingga 30 Juni, Astra mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp107,4 triliun, naik 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun, laba bersih Grup Astra turun 22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Astra hanya mencatatkan laba bersih Rp 8,8 triliun.
Tahun lalu, laba bersih Grup Astra mencapai Rp 11,3 triliun. Saat itu Astra memperoleh keuntungan dari penjualan saham Bank Permata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian besar bisnis grup mengalami perbaikan pada semester pertama tahun 2021, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 ketika kami menghadapi pembatasan-pembatasan bisnis yang signifikan terkait dengan penanggulangan pandemi COVID-19," ujar Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangannya, Kamis (29/7/2021).
Meskipun kondisi bisnis telah membaik, Djony mengatakan kinerja perusahaan masih akan menantang hingga akhir tahun ini. Mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih akan terdampak oleh situasi pandemi COVID-19 di Indonesia yang sedang memprihatinkan akhir-akhir ini.
"Namun, neraca keuangan dan posisi pendanaan Grup tetap kuat," kata Djony.
Keuntungan yang diraih Grup Astra masih disumbangkan paling besar dari divisi otomotif sebesar Rp 3,3 triliun naik 362% dari periode yang sama tahun lalu. Perusahaan mencatatkan kenaikan penjualan kendaraan bermotor, hal ini juga didorong oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.
Penjualan mobil Astra naik 50% menjadi 210.000 unit, dengan pangsa pasar stabil sebesar 53%. Sementara itu, penjualan sepeda motor Honda Astra naik 29% menjadi 1,9 juta unit dengan pangsa pasar yang stabil.