PT Martina Berto Tbk, yang bernaung di bawah Martha Tilaar Group menjual beberapa asetnya. Produsen Sariayu Martha Tilaar itu menjual aset senilai Rp 180 miliar, terdiri dari tanah, bangunan, dan aset lainnya.
Berdasarkan keterangan perusahaan dalam keterbukaan informasi Rabu, (4/8/2021), mereka berencana melakukan divestasi aset berupa tanah seluas 94.352 m2, bangunan seluas 4.839 m2, mesin, perlengkapan bangunan, perlengkapan laboratorium.
"Dan perlengkapan kantor yang berlokasi di Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan dan Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat," demikian keterangan perusahaan dikutip detikcom Kamis (5/8/2021).
Dijelaskan lebih lanjut, rencana untuk melakukan divestasi aset dilatarbelakangi oleh terganggunya cash flow atau arus kas perusahaan. Kondisi itu disebabkan oleh turunnya penjualan karena perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan.
Untuk dapat memenuhi pesanan, pihaknya membutuhkan tambahan likuiditas terutama untuk melakukan pembayaran utang kepada supplier yang akan jatuh tempo, sementara perusahaan tidak dapat melakukan
penambahan utang bank.
"Selain itu, beban bunga bank saat ini sudah tinggi dan membebani cash flow Perseroan. Diharapkan dengan dilakukannya Rencana Transaksi Material dapat memperbaiki kinerja usaha Perseroan," papar perusahaan.
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh Penilai Properti KJPP Herman Meirizki dan Rekan, nilai pasar objek rencana transaksi material adalah sebesar Rp 178.799.000.000, sedangkan harga rencana transaksi material adalah sebesar Rp 180 miliar.
"Berarti berada dalam kisaran batas atas dan batas bawah dari Nilai Pasar Objek Transaksi sebesar 7,5% sesuai POJK No. 35/POJK.04/2020 Pasal 48.b," ujar perusahaan.