Penawaran saham (IPO/Initial Public Offering) perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara GoTo bakal segera terwujud. Saat ini perusahaan rintisan hasil kolaborasi bisnis antara Gojek dan Tokopedia itu tengah mematangkan semua dokumen IPO. Targetnya saham GoTo sudah bisa ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di kuartal IV-2021.
Jelang IPO tersebut, berbagai isu mulai berhembus. Salah satunya terkait transaksi penjualan saham oleh investor lama di pasar sekunder sebelum IPO dijalankan. Meski belum jelas kebenaran materi dan sumbernya, kabar jual beli saham GoTo sebelum IPO ini beredar cepat di kalangan investor.
Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy, mengatakan, IPO perusahaan sebesar GoTo akan sangat menarik perhatian para investor di bursa saham. Oleh karena itu, menurutnya, sudah menjadi hal wajar jika IPO perusahaan sebesar GoTo akan banyak diterpa isu.
Yang pasti kata Robertus, melantainya GoTo di bursa saham akan sangat baik bagi industri pasar modal di dalam negeri.
"IPO ini cukup positif. Karena dapat semakin menambah kedalaman pasar saham yang selama ini belum diisi oleh emiten teknologi raksasa (tech giant) seperti yang sudah ada di India, China, dan Amerika Sertikat," kata Robertus, Kamis (19/8/2021).
Dia menyarankan, agar publik atau investor berhati-hati dalam menerima informasi sebelum mengambil keputusan investasi. Terutama mengenai isu Lock Period, karena sampai saat ini belum ada regulasi mengenai hal tersebut.
"Relaksasi aturan BEI dan OJK sampai sekarang masih disusun, sebaiknya kita tunggu saja hasil akhirnya seperti apa. Jadi sebaiknya ditunggu prospektusnya keluar agar lebih pasti informasinya," tegas Robertus.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(dna/dna)