Perbankan Geber Layanan Digital, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Perbankan Geber Layanan Digital, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Tim detikcom - detikFinance
Selasa, 21 Sep 2021 11:09 WIB
Saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) melejit pada perdagangan Selasa (5/1/2021) gegara Raffi Ahmad dan Ari Lasso mempromosikannya.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Perbankan berlomba-lomba menggenjot layanan digital untuk mempermudah nasabah. Ditambah lagi, adanya COVID-19 membuat layanan digital semakin diminati.

Salah satunya PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR). Harga saham BJBR pada penuupan perdagangan pekan lalu Rp 1.350. Per pukul 11.11 hari ini, saham BJBR turun ke Rp 1.320.

Direktur IT, Treasury & International Banking bjb, Rio Lanasier mencontohkan pada 2019 telah meluncurkan Pasar Nga-Digi yang memungkinkan masyarakat untuk berbelanja ke pasar dari rumah. Sistem pembayaran yang dilakukan memanfaatkan QRIS bank bjb.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal tersebut sudah diujicoba di beberapa pasar di Kota Bandung, oleh karenanya saat pandemi melanda, kita tinggal melakukan penyesuaian pola. Kami juga menyesuaikan fokus perusahaan untuk mendorong financial inclusion lewat digitalisasi perbankan," ungkap Rio dalam keterangannya, Selasa (21/9/2021).

Adanya pandemi COVID-19 membuat transformasi digital menjadi lebih cepat. Selain menerapkan inovasi digital pada berbagai produk layanan perbankan, bjb juga memanfaatkan digital marketing menjangkau nasabah.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah siap sebelum ini tiba. Banyak penerapan inovasi digital yang telah dilakukan. Salah satu momen yang paling berpengaruh itu pada saat peluncuran transaksi non-tunai melalui QRIS bank bjb, sehingga warga bisa berbelanja secara mobile dengan e-wallet mereka. Hal ini sangat membantu performance bank bjb pada 2020-2021," kata Rio.

Bagaimana prospek sahamnya? Analis Senior CSA Reza Priyambada melihat kinerja bjb cukup baik.

"Di mana sepanjang semester I dia punya pendapatan dan laba mengalami kenaikan saat itu ditopang oleh kredit. Di satu sisi dia mampu mengelola kreditnya dan pendapatan mereka berpengaruh ke pendapatan yang memberikan kinerja mereka," kata Reza.

Beban bjb, katanya, juga terkelola dengan baik dengan adanya peningkatan laba.

"Kalau dilihat dari chart-nya cukup menarik pergerakan dari BJBR sekarang posisi di Rp 1.300-an kemudian waktu awal tahun sempat di Rp 1.800-an masih memiliki potensi kenaikan yang cukup besar," ujarnya.

"Target BJBR Kalau dalam waktu dekat Rp 1.450. Tapi kalau dilihat dari rekomendasi Rp 1.800-1900 itu bisa menjadi acuan target price mereka," tambahnya.

Analis Pasar Modal sekaligus Ekonom LBP Institute Lucky Bayu Purnomo memprediksi saham BJBR akan cenderung menguat hingga akhir tahun.

"Saya berikan target harga Rp 1.345 sekarang hingga penutupan tahun cenderung menguat targetnya hingga Rp 1.625 akhir tahun Rp 1.650 itu adalah harga tertinggi sejak tahun 2011. Jadi ada tren menguat dari harga saat ini," kata Lucky.

Kata dia, BJBR sebenarnya bank yang sudah memiliki pangsa pasar yang identik. Jadi populasinya sudah memiliki yang sudah identik terhadap satu kegiatan keuangan misalnya kredit.

"Market share BJBR ini dominan pada konsumen yg sudah lama itu yang membuat saham BJBR cukup menarik. Tantangan di persaingan bank dan inovasi BJBR harus bergegas melakukan terobosan sehingga memberikan suatu perbedaan industri dan wilayah atau daerah," jelasnya.


Hide Ads