Ini Modus dan Kejanggalan Tipu-tipu Broker Pakai Robot Trading

Ini Modus dan Kejanggalan Tipu-tipu Broker Pakai Robot Trading

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 28 Sep 2021 18:00 WIB
Trading forex
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Semakin populernya robot trading di dunia investasi forex dimanfaatkan sejumlah oknum untuk melakukan dugaan aksi tipu-tipu. Mereka menawarkan keuntungan semu.

Tidak seperti broker forex legal yang menyediakan sistem robot trading, oknum ini menerapkan robot trading dengan sederet kejanggalan.

Pemerhati dan Praktisi Investasi, Desmond Wira mengaku telah menginvestigasi salah satu platform PBK yang menggunakan modus tersebut. Sama seperti penjelaskan Bappebti, platform forex itu memanfaatkan robot trading untuk menipu dengan sistem member get member alias ponzi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk memberikan keuntungan di awal, mereka pakai skema ponzi atau money game," ucapnya kepada detikcom, Selasa (28/9/2021).

Dengan skema money game, platform tersebut hingga kini masih bisa bertahan dan terus memperluas jaringannya. Namun itu hanya tinggal menunggu waktu, karena bakal ada 1 titik di mana pelaku tak mampu lagi gali lubang tutup lubang untuk membayar keuntungan investornya.

ADVERTISEMENT

"Korbannya ya belum ada. Kalau money game belum ambruk ya belum ada yang lapor," ucapnya.

Dalam postingannya di media sosial, Desmond mengaku mendapatkan izin dari salah satu nasabah trading forex tersebut. Bahkan dia diberikan login dan password untuk masuk ke akun realnya.

Tanpa menyebutkan nama brokernya, Desmond mengungkapkan sederet kejanggalan. Setiap bulan cetak profit hingga 10%. Statistik win ratenya 81-19. Artinya 81% trading menorehkan keuntungan, hanya 19% tradingnya mengalami kerugian.

"Btw ini gaya tradingnya scalping," tulisnya.

Menariknya lagi robot trading tersebut jarang losing streak atau rugi beruntun, setelah rugi robot itu kembali profit. Selama bertahun-tahun losing streak paling banyak 3 kali.

Lihat juga video 'Sales Susu Tipu 8 Bidan Kulon Progo dan Bawa Kabur Rp 200 Juta':

[Gambas:Video 20detik]



Dari data yang bikin ngiler itu ternyata banyak menyimpan kejanggalan. Pertama, robot trading itu tidak bisa dipakai di broker forex lain, hanya di broker tertentu saja.

Kedua robot trading dalma platform MetaTrader berbentuk file ekstensi mq4 atau ex4. Nah menurut yang sudah join mereka tidak pernah melihat atau menerima file tersebut.

Desmon menerangkan kejanggalan yang ketiga adalah dengan keuntungan 10% per bulan, maka 1 tahun keuntungannya bisa 120%. Dengan profit sebesar itu sudah mengalahkan hampir semua trader profesional.

"Lalu pertanyaannya kenapa repot-repot mencari nasabah receh?" tulisnya.

Kejanggalan lainnya adalah ternyata semua pembukaan posisi trading di harga open. Dia meyakini itu adalah rekayasa. Sebab tidak mungkin robot trading bisa selalu mengambil posisi di harga open, karena ada dinamika di fores, faktor spread, slippage dan koneksi server broker.

"Transaksi yang sama dilihat pakai MetaTrader versi desktop. Terlihat waktu transaksi sampai ke detiknya. Kelihatan kan waktu transaksi tidak pas di awal menit. Tapi ajaibnya bisa selalu di harga open," tulisnya.

Dia mengambil kesimpulan bahwa robot trading yang digunakan oknum tersebut tidak trading secara real. Entry trading diduga merupakan sesuatu yang rekayasa. Modusnya dengan merekayasa harga pembukaan posisi trading. Sedangkan harga penutupan tetap mengikuti harga pasar.

"Dengan cara ini mudah sekali untuk mengatur trading ingin profit atau rugi," tuturnya.

Jika itu rekayasa, pertanyaannya dari mana si oknum bisa memberikan keuntungan kepada nasabahnya. Dengan santai desmond menjawab skema ponzi atau money game.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, robot trading sebenarnya tidak hanya digunakan dalam platform investasi ilegal saja. Beberapa broker forex legal juga ada yang memiliki fitur tersebut.

"Ya sebenarnya nggak cuma ilegal, banyak broker kalau bisa dapat itu ya pasti dipakai. Karena itu salah satu benefit, orang tidak perlu susah-susah mikir untuk trading," tuturnya saat dihubungi detikcom.

Namun memang, semakin populernya robot trading membuat broker forex ilegal memanfaatkan teknologi itu untuk menggaet targetnya. Lalu mengapa robot trading ini semakin populer?

Menurut Ariston itu karena selama masa pandemi COVID-19 euforia investasi sangat tinggi. Banyak investor-investor baru atau newbie yang lahir, terutama dari kalangan milenial.

"Ya pandemi ini kan memunculkan investor-investor baru, kalangan milenial maupun orang-orang yang belum berinvestasi sebelumnya tiba-tiba tertarik investasi di masa pandemi ini," ucapnya.

Para investor newbie tersebut mencari jalan instan untuk mendapatkan cuan. Mereka enggan menghabiskan waktu untuk belajar dari pengalaman bertransaksi.


Hide Ads