Dari data yang bikin ngiler itu ternyata banyak menyimpan kejanggalan. Pertama, robot trading itu tidak bisa dipakai di broker forex lain, hanya di broker tertentu saja.
Kedua robot trading dalma platform MetaTrader berbentuk file ekstensi mq4 atau ex4. Nah menurut yang sudah join mereka tidak pernah melihat atau menerima file tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desmon menerangkan kejanggalan yang ketiga adalah dengan keuntungan 10% per bulan, maka 1 tahun keuntungannya bisa 120%. Dengan profit sebesar itu sudah mengalahkan hampir semua trader profesional.
"Lalu pertanyaannya kenapa repot-repot mencari nasabah receh?" tulisnya.
Kejanggalan lainnya adalah ternyata semua pembukaan posisi trading di harga open. Dia meyakini itu adalah rekayasa. Sebab tidak mungkin robot trading bisa selalu mengambil posisi di harga open, karena ada dinamika di fores, faktor spread, slippage dan koneksi server broker.
"Transaksi yang sama dilihat pakai MetaTrader versi desktop. Terlihat waktu transaksi sampai ke detiknya. Kelihatan kan waktu transaksi tidak pas di awal menit. Tapi ajaibnya bisa selalu di harga open," tulisnya.
Dia mengambil kesimpulan bahwa robot trading yang digunakan oknum tersebut tidak trading secara real. Entry trading diduga merupakan sesuatu yang rekayasa. Modusnya dengan merekayasa harga pembukaan posisi trading. Sedangkan harga penutupan tetap mengikuti harga pasar.
"Dengan cara ini mudah sekali untuk mengatur trading ingin profit atau rugi," tuturnya.
Jika itu rekayasa, pertanyaannya dari mana si oknum bisa memberikan keuntungan kepada nasabahnya. Dengan santai desmond menjawab skema ponzi atau money game.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, robot trading sebenarnya tidak hanya digunakan dalam platform investasi ilegal saja. Beberapa broker forex legal juga ada yang memiliki fitur tersebut.
"Ya sebenarnya nggak cuma ilegal, banyak broker kalau bisa dapat itu ya pasti dipakai. Karena itu salah satu benefit, orang tidak perlu susah-susah mikir untuk trading," tuturnya saat dihubungi detikcom.
Namun memang, semakin populernya robot trading membuat broker forex ilegal memanfaatkan teknologi itu untuk menggaet targetnya. Lalu mengapa robot trading ini semakin populer?
Menurut Ariston itu karena selama masa pandemi COVID-19 euforia investasi sangat tinggi. Banyak investor-investor baru atau newbie yang lahir, terutama dari kalangan milenial.
"Ya pandemi ini kan memunculkan investor-investor baru, kalangan milenial maupun orang-orang yang belum berinvestasi sebelumnya tiba-tiba tertarik investasi di masa pandemi ini," ucapnya.
Para investor newbie tersebut mencari jalan instan untuk mendapatkan cuan. Mereka enggan menghabiskan waktu untuk belajar dari pengalaman bertransaksi.
(das/eds)