Januari Sampai September, BTN Catat Laba Bersih Rp 1,52 Triliun

Januari Sampai September, BTN Catat Laba Bersih Rp 1,52 Triliun

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 21 Okt 2021 13:57 WIB
Bank Tabungan Negara yang tercatat sebagai bank plat merah berhasil membukukan pertumbuhan kreditnya di Triwulan I tahun 2013 ini. Laba bersih perusahaan tersebut sepanjang tiga bulan pertama di tahun 2013 mencapai Rp 334 miliar atau naik tipis 6,7% dibandingkan periode yang sama 2012 sebesar Rp 313 miliar.
Juli Sampai September, BTN Catat Laba Bersih Rp 1,52 Triliun
Jakarta -

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatat sepanjang periode Januari hingga September 2021 perseroan meraup laba bersih Rp 1,52 triliun, atau tumbuh 35,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,12 triliun.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengungkapkan kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit serta efisiensi biaya dana atau cost of fund.

"Kami optimistis kinerja yang positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2021 dengan berbagai inovasi dan transformasi bisnis yang dilakukan Bank BTN," kata Haru dalam konferensi pers, Kamis (21/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BTN juga mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 270,27 triliun naik 6,03% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 254,91 triliun.

Penyaluran ini ditopang dari KPR subsidi yang tercatat Rp 129,98 triliun tumbuh 11,74% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Naiknya KPR subsidi ini membuat BTN mendominasi pangsa KPR Subsidi sebesar 86%.

ADVERTISEMENT

Untuk KPR Non-Subsidi tercatat Rp 81,88 triliun naik 2,11%. Di segmen non-perumahan, kredit konsumer menjadi Rp 5,79 triliun tumbuh 21,28% dan kredit korporasi Rp 12,15 triliun tumbuh 89,77%.

"Secara keseluruhan, catatan pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN juga berada di atas rata-rata penyaluran kredit perbankan nasional. Data Bank Indonesia merekam pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan nasional hanya naik di level 2,21% per September 2021," ujarnya.

Kredit macet di halaman berikutnya.

Kemudian untuk kualitas kredit juga terus menunjukkan perbaikan hampir di seluruh segmen. Per 30 September 2021, Non Performing Loan (NPL) gross Bank BTN berhasil ditekan menjadi 3,94% dari 4,56% di periode yang sama tahun sebelumnya. Meski NPL berhasil ditekan, namun perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan (coverage ratio) sebesar 1.410 bps yoy menjadi 125,46% pada akhir September tahun ini dari 111,36% di periode yang sama tahun sebelumnya.

Haru menuturkan, pada kuartal ketiga tahun ini, perseroan berhasil meningkatkan komposisi dana murah (Current Account and Savings Account/CASA). Dari total DPK yang mengalami kenaikan 6,56% yoy menjadi Rp291,26 triliun per September 2021, komposisi dana murah mengalami peningkatan menjadi 41,53% dari 36,96% di periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun giro dan tabungan mengalami pertumbuhan sebesar masing-masing 16,81% dan 24,55% yoy. "Komposisi CASA yang meningkat tersebut membuat perseroan berhasil menekan turun Cost of Fund sebesar 170 bps secara tahunan dari 4.98% menjadi 3.28% di September 2021," katanya.

Kenaikan kredit dan DPK yang cukup signifikan tersebut juga ikut mendongkrak Aset Bank BTN menjadi Rp368,05 triliun per 30 September 2021 tumbuh sebesar 3,10% .

"Kinerja positif yang diraih Bank BTN ini tidak terlepas dari dukungan semua stakeholder terutama Pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan serta OJK dan BI yang kebijakannya selama ini mendukung pertumbuhan industri perbankan dan sektor properti," tegas Haru.

Menurut Haru, tumbuhnya sektor properti termasuk pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah yang sukses melakukan program vaksinasi nasional dan memberikan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi. Adapun, stimulus yang diberikan pemerintah seperti insentif PPN 0% untuk sektor properti dan kebijakan dana PEN yang ditempatkan di perbankan nasional termasuk Bank BTN telah membuat permintaan pembiayaan rumah meningkat.

"Dari dana PEN yang ditempatkan pemerintah sebesar Rp35 triliun, Bank BTN sudah menyalurkan dalam bentuk kredit termasuk KPR Subsidi, KPR Non-Subsidi, kredit ke UMKM, kredit konstruksi, kredit BUMN, dan kredit lainnya senilai total 93,44 triliun," paparnya.

Haru menjelaskan, kinerja positif Bank BTN saat ini juga menandakan keberhasilan transformasi yang dilakukan manajemen seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi. Transformasi tersebut, menjadi mesin yang cukup kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi sehingga mendorong pertumbuhan bisnis Bank BTN.

"Dengan transformasi yang dilakukan Bank BTN dan dukungan pemerintah bersama stakeholder terkait bisnis pembiayaan perumahaan, kami optimistis mampu berperan aktif dalam mendukung program Pembangunan Satu Juta Rumah serta memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi MBR dan milenial," jelas Haru.


Hide Ads