Garuda Jawab Tudingan Eks Komisaris Soal Sewa Pesawat Kemahalan

Garuda Jawab Tudingan Eks Komisaris Soal Sewa Pesawat Kemahalan

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 05 Nov 2021 09:57 WIB
Airbus A330-300 Garuda take off
Foto: Airbus
Jakarta -

Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akhirnya buka suara soal tudingan sewa pesawat kemahalan. Sebelumnya, tudingan tersebut disampaikan oleh eks Komisaris Garuda Indonesia Peter Gontha.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, manajemen Garuda menjelaskan harga sewa pesawat didasari oleh nilai sewa yang berlaku pada saat pesawat tersebut diakuisisi.

Harga itu mempertimbangkan jangka waktu sewa, tahun pembuatan, dan konfigurasi pesawat. Maka wajar saja apabila harga sewa pesawat lebih tinggi daripada harga pasar saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apabila harga sewa pesawat Perseroan dibandingkan dengan harga sewa yang berlaku di pasar/market saat ini pasti akan lebih tinggi untuk faktor pembanding yang sama," bunyi keterangan Garuda Indonesia dikutip detikcom, Jumat (5/11/2021).

Garuda juga menjelaskan harga sewa sesuai pasar saat ini memang akan menurun. Hal itu terjadi seiring bertambahnya usia pesawat, kondisi pasar, dan kondisi teknis pesawat tersebut.

ADVERTISEMENT

Saat ini pun, Garuda Indonesia sedang melakukan renegosiasi sewa pesawat kepada lessor sebagai bagian dari upaya restrukturisasi perusahaan. Termasuk juga dalam menjajaki kemungkinan opsi skema sewa pesawat yang lebih ekonomis dengan memperhatikan kondisi referensi pasar.

Garuda juga menegaskan dalam memilih pesawat, perusahaan memiliki spesifikasi yang disesuaikan dengan perencanaan saat pesawat diakuisisi. Dengan begitu, pesawat dapat mendorong peningkatan standar pelayanan dalam kaitan dengan pemenuhan standar full-service pada lingkup global.

"Sementara itu, harga pasar adalah harga yang mengasumsikan pesawat diperoleh dengan spesifikasi standar pabrikan," tulis Garuda dalam keterangannya.

Sebelumnya tudingan sewa pesawat kemahalan itu dilontarkan siapa? Lihat di halaman berikutnya.

Sebelumnya, Peter Gontha membeberkan Garuda Indonesia mendapat harga sewa sangat tinggi dari lessor. Hal itu diceritakan dalam akun resminya di Instagram.

"Sejak Februari 2020 saya sudah katakan satu-satunya jalan adalah nego dengan para lessor asing yang semena-mena memberi kredit pada Garuda selama 2012-2016 yang juga saya tentang," ujar Peter dalam akun Instagramnya.

Peter Gontha mengungkapkan direksi tak ada yang mau mendengarkan masukannya. Sejak saat itu dia mengaku dimusuhi. Dia menyebut untuk Boeing 777 harga sewa di pasaran rata-rata US$ 750 ribu per bulan. Tetapi Garuda Indonesia mulai dari hari pertama bayar dua kali lipat yaitu sekitar US$ 1,4 juta.

"Uangnya ke mana sih waktu diteken? Pengin tau aja," ungkap Peter.

Tudingan dari Peter ini juga sudah direspons oleh Staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Apa katanya? Ada di halaman selanjutnya.

Kementerian BUMN pun buka suara. Staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mendorong agar mantan direksi dan komisaris, termasuk Peter Gontha diperiksa untuk mengecek bagaimana sewa pesawat itu bisa terjadi. Pasalnya memang biaya sewa pesawat itu menjadi salah satu penyebab kondisi keuangan Garuda Indonesia bermasalah.

"Kami sangat mendukung kalau bener Pak Peter Gontha sudah memberikan data mengenai penyewaan pesawat ke KPK. Jadi kita dorong memang supaya mantan-mantan komisaris atau mantan direksi pada saat itu bisa diperiksa saja untuk mengecek bagaimana dulu sampai penyewaan pesawat tersebut bisa terjadi. Kan kita tahu bahwa ini adalah kasusnya ugal-ugalannya di sana gitu, penyewaan pesawat," papar Arya kepada wartawan, Senin (1/11/2021).

Arya Sinulingga menyebut, Peter Gontha juga ikut menandatangani penyewaan pesawat. Meski, tidak semua jenis pesawat ditekennya.

"Dan dari informasi juga Pak Peter Gontha ikut dalam penyewaan pesawat-pesawat tersebut dan beliau pun ikut menandatangani. Memang ada pesawat yang beliau, jenis pesawat yang beliau nggak tanda tangani, tapi hampir yang lain ikut semua tanda tangan penyewaan pesawat," lanjut Arya.



Simak Video "Perusahaan Penerbangan Indonesia Kurangi Jumlah Pesawat"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads