Jika investasi Telkomsel US$ 450 juta atau setara dengan Rp 6,5 triliun, maka dalam perhitungan Kartika, ketika GoTo IPO maka investasi yang ditanamkan di PT Karya Anak Bangsa saat ini sudah tumbuh menjadi Rp 2,8 triliun. Jumlah ini jauh lebih besar dari bisnis konektivitas yang selama ini dibangun oleh Telkom maupun Telkomsel.
"Jika dibandingkan laba Telkom tahun 2020 Rp 29,6 triliun, maka keuntungan bersih investasi Telkomsel di Gojek setara dengan 21,3% dari keuntungan Telkom. Memang investasi di perusahaan digital akan tumbuh lebih besar dari perusahaan konvensional," ungkap Kartika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Telkomsel mendapatkan keuntungan, maka ujung-ujungnya pemegang saham Telkom yang akan diuntungkan. Termasuk negara yang memiliki saham Telkom. Menurut Kartika saat ini harga saham Telkom belum merefleksikan investasinya di Gojek. Jika sudah merefleksikan investasinya di Gojek, maka harga saham Telkom bisa 3 kali dari harga yang saat ini.
"Saya optimis harga saham Telkom setelah GoTo IPO kelak akan tiga kali dari harga sekarang. Harga saham Telkom akan terus tumbuh ketika Telkom dan Telkomsel terus investasi di perusahaan digital. Saat ini seluruh perusahaan multi nasional termasuk perusahaan telekomunikasi global berinvestasi di perusahaan digital," pungkas Kartika.
(fhs/fhs)