Lira Turki anjlok ke rekor terendah 13,44 terhadap dolar AS pada Selasa. Ini merupakan level yang tak pernah diprediksi sebelumnya.
Ahli Strategi Bluebay Asset Management Tim Ash mengungkapkan anjloknya Lira ini terjadi karena kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah.
"Ini gila, tapi itu adalah cerminan dari kebijakan moneter yang diambil pemerintah," kata dia dikutip dari CNBC, Kamis (24/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu Sore, Lira diperdagangkan pada level 12,72 terhadap dolar AS. Kemudian terus merosot hingga 15%.
Pelemahan ini juga terjadi karena Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mendukung pemangkasan suku bunga acuan bank sentral di tengah melambungnya inflasi di negara tersebut.
Bahkan Erdogan menyebut jika hal ini adalah bagian dari 'perang' untuk menyelamatkan perekonomian negara. Bahkan pemerintah tak mengindahkan seruan investor dan analis terkait hal tersebut.
Saat ini angka inflasi di Turki mendekati 20%. Ini artinya harga barang di Turki melonjak tinggi.
Mata uang Turki memang telah mengalami penurunan sejak awal 2018. Hal ini disebabkan oleh ketegangan geopolitik dengan negara Barat, defisit transaksi berjalan, menyusutnya cadangan devisa dan utang yang meningkat.
Erdogan bahkan telah menyebut jika suku bunga adalah musuh yang harus dilawan. Dia bersikeras jika menaikkan suku bunga sebenarnya memperburuk angka inflasi.
Saat ini investor khawatir independensi bank sentral Turki terganggu karena Erdogan terkesan mengendalikan kebijakan-kebijakan yang ditempuh bank sentral.
Lanjutkan membaca -->
Simak Video "Video Erdogan: Turki Komitmen Ikut Bangun IKN"
[Gambas:Video 20detik]