Pasar saham dunia mengalami kondisi yang berbeda setelah ramainya pemberitaan tentang varian baru COVID-19 yang bernama Omicron. Pasar saham di Asia mengalami kejatuhan, sedangkan di Eropa dan AS justru menguat.
Melansir CNN, indeks Nikkei 225 di pasar saham Jepang turun sekitar 1,6%. Sementara Indeks Hang Seng (HSI) Hong Kong telah turun sekitar 1% dan indeks Shanghai Composite (SHCOMP) China dibuka datar.
Sementara pasar saham Eropa dibuka lebih tinggi, sedikit mengalami rebound setelah penurunan di hari Jumat kemarin ketika munculnya varian Omicron mengguncang pasar global.
Pada awal perdagangan, indeks FTSE 100 (UKX) London naik lebih dari 1%, lalu indeks CAC 40 Prancis (CAC40) dan DAX Jerman (DAX) mengalami kenaikan yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan pasar saham berjangka AS juga mengarah ke pembukaan yang lebih tinggi di Wall Street, setelah indeks Dow Jones mengalami penurunan yang cukup dalam pada Jumat kemarin.
Faktor pendukung lainnya seperti harga minyak juga pulih. Minyak mentah Brent, sebagai patokan global, naik lebih dari 3% menjadi US$ 75 per barel, dan minyak mentah AS melonjak 4% menjadi US$ 71.
"Beberapa minggu ke depan bisa sangat menegangkan bagi pasar," tulis Nohshad Shah, co-head of interest rates sales untuk Eropa, Timur Tengah dan Afrika, di Goldman Sachs.
Analis menguatkan bukti bagaimana varian Omicron dapat membahayakan lebih banyak nyawa, mengganggu ekonomi global dan terus mempengaruhi pasar setelah aksi jual dramatis pada hari Jumat.
"Harus ditekankan bahwa pada tahap ini kami memiliki bukti laboratorium yang sangat sedikit dan data dunia nyata yang sangat terbatas," kata Shah dalam sebuah catatan pada hari Sabtu.
Simak Video: Blak-Blakan Oscar Darmawan, Kripto Cuma Alternatif Investasi