Para ahli pun belum yakin seberapa serius varian Omicron akan terjadi, meskipun beberapa berharap kekhawatiran terhadap virus Corona jenis baru itu cepat berlalu.
"Harapannya kita tidak kembali ke penutupan Maret 2020. Kita telah belajar sebagai masyarakat untuk hidup dengan virus dan itu membuat pasar dan ekonomi lebih tangguh," kata kata Eric Winograd, ekonom senior di AllianceBernstein.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi investor memiliki hal lain yang perlu dikhawatirkan, yaitu pandangan The Fed yang berkembang tentang inflasi. Powell menyarankan The Fed dapat mempercepat rencana untuk menarik kembali atau mengurangi pembelian obligasi yang telah membantu menjaga suku bunga jangka panjang tetap rendah.
Itu telah memicu aksi jual saham pada Selasa. Investor menafsirkan komentar Powell sebagai tanda bahwa The Fed mungkin terlihat lebih agresif menaikkan suku bunga di beberapa titik tahun depan, bahkan ketika kekhawatiran tentang COVID-19 tetap ada.
Baca juga: Omicron Ancaman Ekonomi RI |
Ini hampir seperti pengulangan "taper tantrum" terkenal yang mengguncang pasar hampir satu dekade lalu ketika Bos The Fed, Ben Bernanke bersiap-siap untuk menarik kembali stimulus pasca-resesi hebat.
"Selama dua tahun terakhir telah ada dukungan fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan itu tidak akan terulang dan dukungan moneter juga akan hilang," kata Winograd.
Dengan pemikiran itu, dia berpikir pertumbuhan ekonomi harus kembali ke tingkat yang lebih normal sekitar 2% per tahun, dan setelah beberapa tahun kinerja saham yang kuat, investor belum memperhitungkannya.
(toy/eds)