Milenial Dominasi Pasar Saham 53%, Literasinya Apa Kabar?

Milenial Dominasi Pasar Saham 53%, Literasinya Apa Kabar?

Siti Fatimah - detikFinance
Kamis, 02 Des 2021 19:45 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 26 poin mengekor penguatan bursa global semalam. Aksi beli asing kembali muncul setelah kemarin menjual saham. Membuka perdagangan, Rabu (22/10/2014), IHSG menanjak 32,408 poin (0,64%) ke level 5.061,752.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Generasi milenial Indonesia memiliki proporsi sebanyak 53% sebagai investor di pasar modal. Meningkatnya jumlah investor muda ini didukung oleh pandemi dan semakin meleknya generasi milenial terhadap tren baru berinvestasi.

Akan tetapi, hal itu ternyata belum didukung dengan tingkat literasi generasi milenial akan seluk beluknya investasi. Tercermin dalam Indeks Inklusi Keuangan dan Indeks Literasi Keuangan Indonesia di mana tingkat inklusi keuangan nasional mencapai 76,19% sedangkan tingkat literasinya hanya 38,03%.

"Artinya peningkatan akses terhadap produk keuangan cenderung dari masyarakat belum diikuti sepenuhnya oleh pemahaman terhadap risiko-risikonya," kata Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam diskusi bertajuk 'Kala Gairah Investasi Tak Dibandingi Literasi' di Jakarta, Kamis (2/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, peningkatan literasi pasar modal sangat penting dilakukan mengingat jumlah investor yang terus meningkat signifikan di masa pandemi. Berdasarkan bahan paparannya, jumlah investor pasar modal pada 2018 baru mencapai 1,6 juta, sedangkan pada Oktober 2021 jumlahnya meningkat drastis sebesar 6,75 juta investor.

Secara rinci, investor jenis produk reksadana dan investor saham jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah investor surat berharga negara (SBN). Dari sisi demografi, investor pasar modal di Indonesia didominasi kelompok umur di bawah 30 tahun dengan persentase mencapai 59,50% dan besaran aset mencapai Rp 40,56 triliun.

ADVERTISEMENT

Disusul investor berusia 31-40 tahun dengan proporsi 21,51% dan kepemilikan aset sebesar Rp 90,3 triliun. Adapun dari sisi jenjang pendidikan, mayoritas berlatar belakang sekolah menengah atas (SMA) dengan persentase mencapai 56,75% dan total aset sebesar Rp 169,44 triliun.

Sedangkan berdasarkan pekerjaan, investor didominasi oleh pegawai (swasta dan ASN) serta pelajar. Proporsinya masing-masing 33,48% dengan aset sebesar Rp 283,3 triliun untuk pegawai dan 27,59% dengan aset sebesar Rp 16,14 triliun untuk pelajar.

"Melihat data ini, jelas banyak terjadi peningkatan di investor muda atau investor pemula. Ini yang harus jadi target edukasi. Karena ini momentum, tak pernah selama ini terjadi peningkatan drastis di katagori investor muda seperti pelajar dan mahasiswa. Ini harus dijaga," tutur Purbaya yang juga sebagai anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Dia mengakui, belum banyak yang dilakukan KSSK untuk memberikan edukasi. Akan tetapi, ke depan pihaknya berkomitmen akan memberikan literasi termasuk menyediakan beberapa alat untuk melihat pergerakan saham yang bisa digunakan investor muda.

"Kalau sekarang belum banyak yang kita lakukan ya, cuma ke depan kita sadar bahwa kaum milenial kita 53% berinvestasi di pasar modal harus dibekali dengan pemikiran ke depan (dan) memberikan semacam pelatihan," ujarnya.

"Jadi di mata kami perkembangannya amat bagus karena ini modal untuk investor kita tumbuh tapi kalau tidak kita latih dan mereka kecewa mereka akan lari. Akibatnya base investor kita nggak bisa naik (serta) pendalaman finansial sektor kita yang selama ini kita cari-cari dan kita kembangkan tidak bisa terjadi. Nanti yang ingin kita dapat stabilitas sistem finansial yang didukung oleh base investor yang kuat," pungkas Purbaya.


Hide Ads