Mantan Gubernur BI Jadi Preskom Medco Energi

Mantan Gubernur BI Jadi Preskom Medco Energi

- detikFinance
Jumat, 05 Mei 2006 17:51 WIB
Jakarta - Arifin Siregar, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 1983-1993 menjadi pengawas nomor satu alias Presiden Komisaris (Preskom) di perusahaan tambang PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).Pemegang saham menyetujui pengangkatan Arifin sebagai Preskom menggantikan John Sadrak Karamoy, yang telah memberikan surat pengunduran diri 3 Februari 2005.Pemegang saham Medco menilai, kinerja dan pengalaman Arifin kompeten untuk membantu meningkatkan efektifitas kerja Medco baik di dalam maupun di luar negeri."Ini merupakan pilihan yang tepat bagi perseroan," kata Presdir Medco, Hilmi Panigoro, usai RUPS di Gedung Graha Niaga, Jakarta, Jumat (5/5/2006).DividenRUPS juga menyetujui pembagian dividen sebesar 50 persen dari laba bersih 2005. Total dividen itu sejumlah US$ 37,348 juta atau US$ 0,0112 per saham.Prosentase dividen ini sama dengan tahun sebelumnya. Laba bersih tahun 2005 yang diperoleh perusahaan mencapai US$ 74,7 juta."Untuk pemegang saham asing dividen akan dibagikan dalam dolar AS dan pemegang saham lokal dalam rupiah," kata Andi Karamoy, Corporate Secretary Medco.Pembagian saham dalam rupiah akan mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal pencatatan 1 Juni 2006. Sedangkan tanggal pembayaran dividen pada 15 Juni 2006.Saham Treasury RUPS juga menyetujui perubahan mekanisme penjualan saham treasury melalui salah satu atau kombinasi dari tiga opsi.Opsi pertama adalah, dijual secara langsung atau tidak langsung kepada pemegang saham yang tata cara penjualannya mengikuti aturan yang berlaku.Kedua, ditukarkan dengan obligasi konversi atau efek-efek bersifat ekuitas lainnya yang akan diterbitkan perseroan atau melalui anak usahanya.Ketiga, diberikan sebagai underlying assets dari efek yang akan diterbitkan perusahaan atau melalui anak usaha untuk mencari pendanaan bagi keperluan operasional.Opsi lama penjualan saham treasury, hanya bisa dilakukan melalui pasar untuk dijual kepada publik dan karyawan lewat ESOP.Namun perseroan belum memutuskan kapan saham treasury tersebut akan dijual untuk sumber pendanan. Jumlah saham treasury mencapai 223,597 juta. Sedangkan total saham beredar 3,332 miliar. "Sesuai kebutuhan kali ini belum ada kebutuhan yang mendesak, kalau ada peluang kita akan monetize (diuangkan), bisa tahun ini tapi tidak harus," kata Hilmi.Hilmi juga membantah, pihaknya akan menerbitkan obligasi konversi dalam waktu dekat terkait dengan perubahan syarat penjualan saham treasury.Menurut Hilmi, perubahan tersebut untuk menjaga fleksibilitas sumber pendanaan untuk biaya proyek."Perusahan butuh dana untuk ekspansi kedepannya, kita maintenance fleksibel, tapi saat ini secara umum utamanya kita masih project financing," ujarnya. (ir/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads