IHSG Cetak Rekor Lagi Bikin Happy, Ini Sederet Pemicunya

IHSG Cetak Rekor Lagi Bikin Happy, Ini Sederet Pemicunya

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Kamis, 10 Feb 2022 13:01 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan di BEI Jumat (19/11). IHSG berada pada level 6.720,26.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru. IHSG pagi ini menyentuh level all time high (ATH) 6.872.

Ekonom dan Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo mengatakan penyebab IHSG mencetak rekor baru adalah faktor sentimen ekonomi. Tren pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV-2021 berada di angka 5,02%.

Lalu, pada kuartal III-2021 berada di angka 3,51%. Kemudian, pada kuartal II-2021 berada di angka 7,07%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya bila dibandingkan dengan kuartal di 2020, angka PDB kita sempat mengalami -5,21%, kemarin kuartal II di 2021 ada di angka 7,07%. Hal ini, mencerminkan dua hal, adanya momentum penyesuaian ekonomi atau batas keseimbangan yang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan recovery ekonomi," jelasnya kepada detikcom, Kamis (10/2/2022).

Selain itu, faktor sentimen pasar juga menjadi penyebab IHSG mencetak rekor. Beberapa emiten telah melaksanakan IPO pada 2022 dan mencatat prestasi capaian angka pertumbuhan harga IPO yang cukup baik.

ADVERTISEMENT

Kemudian ada juga faktor global yang mempengaruhi rekor IHSG. Harga minyak dunia telah bergerak ke level US$ 90 per barel.

Kinerja komoditas tersebut menambah sentimen pasar yang mereferensikan minyak sedang diminati dunia. Sentimen tersebut mencerminkan adanya likuidtas global.

Likuiditas di kawasan global itu akan mempengaruhi indeks global. Sentimen dari global bergerak ke Asia kemudian mendorong kinerja IHSG jangka pendek. Lebih lanjut, Lucky menambahkan tren penguatan IHSG dapat terjadi untuk tiga bulan ke depan.

Sementara itu, Analis Pasar Modal Reza Priyambada mengatakan IHSG sudah beberapa kali mencetak rekor. Kebijakan pemerintah dinilai mempengaruhi pergerakan IHSG

"Percepatan vaksin, booster, kemudian kebijakan akomodatif dari pemerintah, muali terliahtnya pemuliahn itu berpengaruh," katanya.

(ara/ara)

Hide Ads