Prospek industri di bidang alat kesehatan, farmasi, obat herbal hingga kecantikan diproyeksi masih cerah. Pasar berbagai kebutuhan tersebut diprediksi akan terus meningkat.
"Pada masa pandemi COVID-19, permintaan terhadap produk-produk untuk meningkatkan imunitas dan pencegahan penyakit meningkat relatif tinggi, salah satunya permintaan terhadap produk propolis," ujar Komisaris Utama PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NIG), Nurul Taufiqu Rochman, dalam keterangan tertulis, Minggu (6/3/2022).
NIG memiliki satu anak usaha, PT Nano Herbaltama Internasional (NHI) yang berdiri sejak tahun 2019. NHI memiliki sebuah pabrik yang mempunyai fasilitas Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Omzet propolis cukup tinggi, potensinya bisa mencapai Rp 20 miliar per tahun, sedangkan metode produksi berbasis riset Nanoteknologi tersebut berpotensi untuk dipatenkan yang akan berlaku selama 20 tahun," kata Nurul.
Baca juga: Mau Rights Issue, Begini Kinerja BJBR |
Dia mengatakan, perseroan masih terus tumbuh dengan mengembangkan berbagai teknologi (termasuk alat kesehatan) yang diperlukan pada masa pandemi COVID-19 saat ini.
"Pada masa mendatang, permintaan di sektor kesehatan, farmasi dan kecantikan akan terus meningkat sejalan dengan kebangkitan perekonomian Indonesia menyongsong negara maju," kata Nurul.
Menurut Direktur Utama Nanotech Indonesia Global, Suryandaru, pihaknya akan terus meningkatkan kapasitas. Guna menambah dana pengembangan usaha, NIG berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Maret 2022.
"Dana yang terhimpun untuk meningkatkan kinerja perseroan, termasuk untuk lini usaha farmasi dan obat herbal," ujar Suryandaru.
NIG berencana melantai di BEI dengan mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO. Perseroan akan melepas 1.285.000.000 saham atau setara dengan sekitar 29,99%, sedangkan harga penawaran Rp 100 per saham. Perusahaan yang akan mengusung kode saham NANO itu diperkirakan mengantongi dana IPO sekitar Rp 128,5 miliar.
Mengutip prospektus perseroan, sebesar Rp 16,70 miliar dana dari hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) berupa pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi kesehatan, kosmetik, dan farmasi dalam rangka mendukung pengembangan dan perluasan usaha SBU kesehatan, kosmetik, dan farmasi termasuk untuk pengembangan produk dan teknologi.
(acd/zlf)