Bursa saham di Amerika Serikat memiliki kinerja yang baik bahkan ketika perang berkecamuk di Ukraina, terbukti dari rata-rata saham di S&P 500 yang terpantau mengalami kenaikan sebesar 6%, dan mengalami kinerja mingguan terbaik sejak November 2020.
Dikutip dari CNN, Senin (21/3/2022) kinerja mingguan terbesar sejak November 2020 yang terjadi pada S&P 500 yang naik 1,2% di hari Jumat (18/3) juga terjadi pada Dow Jones yang ikut naik hampir 275 poin, atau 0,8%, sehingga rata-rata kenaikan sahamnya mencapai 5,5%. Selain itu, Nasdaq ikut naik 2,1% sehingga rata-rata kenaikan sahamnya tembus 8% minggu ini.
Badan Energi Internasional memperingatkan bahwa selain kinerja mingguan terbaik yang terjadi, perlu diperhatikan juga krisis pasokan minyak terbesar setelah beberapa dekade yang bisa terjadi pada minggu ini. Para analis juga khawatir akan kekurangan bahan pangan global akibat perang di Ukraina, sehingga negara Barat terus memberikan banyak sanksi baru kepada Rusia.
Pasar energi, logam dan mata uang telah menanggapi peristiwa ambyar ini dengan bergerak liar bak roller coaster. Seperti harga nikel yang turun tajam, disusul dengan berhentinya perdagangan di London selama seminggu.
Namun pergerakan saham mulai menemukan jalannya sendiri, terlihat dari para investor yang mulai menunjukkan sikap abai terhadap perang di Ukraina.
"Pada akhirnya, sebagian besar kelas aset tampaknya mengangkat tangan dan memilih apa pun yang sesuai dengan narasi mereka," kata Analis Pasar Senior di OANDA, Jeffrey Halley.
"Pasar ekuitas yang terus-menerus bullish (bull atau kenaikan)" mendorong saham lebih tinggi pada hari Kamis (17/3) setelah data manufaktur dan pasar tenaga kerja AS yang menunjukkan hasil positif, tambahnya.
Simak Video 'Detik-detik Rudal Hipersonik Kinzhal Rusia Hancurkan Target Militer Ukraina':
(dna/dna)