Siap Dibeli Besok, Harga IPO Saham GoTo Dipatok Rp 338

Siap Dibeli Besok, Harga IPO Saham GoTo Dipatok Rp 338

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 31 Mar 2022 09:36 WIB
PT Bumi Sepong Damai Tbk (BSDE), membuka bursa perdagangan IDX di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/06/2016).
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

GoTo mengumumkan telah mendapat persetujuan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) pada Bursa Efek Indonesia.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengumumkan masa penawaran umum saham akan berlangsung mulai 1 - 7 April 2022. Artinya, mulai besok saham GoTo sudah mulai bisa dibeli.

Lalu berapa harga saham GoTo pada saat penawaran umumnya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan pers terbarunya yang diterbitkan pada Kamis (31/3/2022), GoTo menjelaskan harga saham di masa penawaran umum telah ditetapkan di batas atas kisaran, yaitu sebesar Rp 338 per saham. Hal ini mencerminkan kapitalisasi pasar yang diperkirakan mencapai Rp 400,3 triliun.

Sebelumnya, tahap bookbuilding saham GoTo sudah dilakukan pada 15 Maret hingga 24 Maret. Saham GoTo ditawarkan di harga Rp 316-346.

ADVERTISEMENT

Nilai penawaran umum perdana saham dan penjatahan lebih yang ditawarkan kepada investor adalah sebesar Rp 15,8 triliun. Perusahaan mengklaim IPO yang dilakukan menjadi yang terbesar ketiga di Asia serta kelima di dunia sepanjang tahun 2022 ini.

"Mampu memasuki pasar dalam kondisi saat ini merupakan bukti potensi jangka panjang bisnis GoTo yang akan menguatkan neraca Perusahaan dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham," ujar CEO Grup GoTo Andre Soelistyo dalam keterangannya.

GoTo akan menawarkan sebanyak 46,7 miliar saham baru Seri A. Rinciannya, saham sebanyak itu merupakan gabungan antara saham baru yang diterbitkan dan saham tresuri untuk opsi penjatahan lebih.

Usai melakukan penawaran umum perdana alias IPO, GoTo menjelaskan sahamnya akan melakukan pencatatan di Papan Utama Perdagangan BEI dengan kode saham GOTO pada 11 April 2022.

"Pasar modal Indonesia, yang telah mengungguli pasar lain di seluruh dunia, memiliki ketangguhan dan kapasitas untuk mendukung pencatatan dengan skala sebesar ini," lanjut Andre.




(hal/zlf)

Hide Ads