PT Bank BJB Syariah bersiap melaksanakan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat. Bagi yang minat mau membeli sahamnya, ada baiknya cek dulu kinerja keuangannya.
Anak usaha PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) ini meraih laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 86,7 miliar dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 21,9 miliar untuk kinerja keuangan yang berakhir Desember 2021. Raihan laba bersih ini meningkat 494% dibanding kinerja keuangan tahun sebelumnya.
"Pencapaian ini melampaui rata-rata industri perbankan syariah yang mencatat pertumbuhan laba 16,9% selama 2021," kata Direktur Utama BJB Syariah Indra Falatehan dalam keterangan tertulis dikutip detikcom, Minggu (3/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melesatnya profitabilitas BJB Syariah didorong oleh penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp 6,43 triliun pada akhir 2021, tumbuh 11,33% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 5,77 triliun. Pada periode yang sama, industri perbankan syariah mencatatkan rata-rata pertumbuhan pembiayaan sebesar 6,83%.
"BJB Syariah berkomitmen mendukung percepatan kebangkitan ekonomi yang sempat terpuruk akibat Pandemi COVID-19. Oleh karena itu kami cukup ekspansif dalam menyalurkan pembiayaan kepada sektor-sektor produktif," tuturnya.
Pembiayaan BJB Syariah di sektor produktif tumbuh sebesar 14% pada 2021, melalui pembiayaan modal kerja dan investasi. Sementara itu pembiayaan sektor konsumsi tumbuh secara terukur dengan risiko yang terjaga.
Dalam menyalurkan pembiayaan, Indra menjelaskan pihaknya selalu mengingat posisi strategis perseroan sebagai agen pembangunan di daerah, sekaligus menjalankan peran sentral dalam menggerakkan ekonomi umat.
"Bagi kami, dua tugas utama ini merupakan peluang sekaligus panggilan. Bersama induk (Bank BJB), kami harus menjadi motor pembangunan di Jawa Barat dan di saat yang terus meningkatkan partisipasi dalam memajukan serta memberdayakan ekonomi ummat," jelasnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.