Investasi Rp 6 T Telkom di GoTo: dari Bisnis Berujung Politis

Investasi Rp 6 T Telkom di GoTo: dari Bisnis Berujung Politis

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 14 Jun 2022 18:45 WIB
Podcast: Menakar Cuan Saham GoTo
Foto: Tim Infografis/Fauzan Kamil
Jakarta -

Investasi grup Telkom ke GoTo jadi masalah. Langkah Telkom ini sampai dipelototi oleh Komisi VI DPR. Bahkan komisi yang bermitra dengan Kementerian BUMN itu sampai harus membentuk panitia kerja alias panja khusus untuk menginvestigasi langkah investasi Telkom.

Investasi PT Telkom Indonesia (Persero) melalui anak usahanya Telkomsel di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk memang menjadi sorotan beberapa waktu belakangan ini. Sebab, investasi tersebut mencatat kerugian yang belum terealisasi atau unrealized loss sebesar Rp 811 miliar per Mei 2022.

Dalam catatan detikcom, Telkomsel secara bertahap menggelontorkan investasi ke GoTo sebesar Rp 6,4 triliun. Telkomsel pertama kali menyuntik Gojek sebesar US$ 150 juta atau Rp 2,1 triliun pada November 2020. Kemudian kembali menggelontorkan US$ 300 juta atau setara Rp 4,3 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Telkomsel sudah memperoleh keuntungan dari investasi di GOTO. Jika dihitung hingga akhir pekan lalu, keuntungan investasi Telkomsel di GOTO diperkirakan mencapai Rp 2,74 triliun.

Lonjakan keuntungan investasi TLKM ini terjadi akibat rally saham GOTO dalam sebulan terakhir. Saham GOTO tercatat melesat 73%, dari Rp 194 pada 13 Mei 2022 menjadi Rp 386 pada 10 Juni 2022. Dalam sebulan terakhir, saham GOTO hanya terkoreksi 3 kali, 14 kali mencatat kenaikan dan 2 hari stagnan.

ADVERTISEMENT

Perlu diketahui, Telkomsel sendiri masuk ke GoTo sebelum perusahaan hasil merger ini IPO. Senior Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza mengatakan, investasi Telkomsel di Goto akan menciptakan value synergic positif yang akan dinikmati secara berkelanjutan.

Potensi unrealized loss yang terjadi saat ini hanya bersifat sementara mengikuti dinamika pasar dan tidak berdampak fundamental terhadap value synergic kerja sama yang sudah terbangun.

"Dinamika harga saham merupakan sesuatu yang lazim terjadi. Seperti tahun lalu, kami mencatatkan unrealized gain atas investasi Goto sebesar Rp 2,5 triliun," jelas Ahmad Reza kepada detikcom, Selasa (17/5/2022) yang lalu.

Di lain pihak, Pakar Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Eddy Junarsin menilai kerugian investasi dalam bentuk unrealized loss seperti yang dialami oleh Telkom merupakan hal yang wajar.

Lanjut di halaman berikutnya.

Menurutnya, sistem akuntansi saat ini mewajibkan kerugian yang belum direalisasi dari surat berharga yang disebabkan oleh turunnya harga pasar harus dicantumkan dalam laporan rugi laba meskipun sekuritas tersebut belum dijual.

"Jadi kira-kira begini. Itu kan ada pendapatan, kemudian ada biaya-biaya, laba operasional, pajak, laba bersih atau kerugian bersih. Nah, setelah itu ada satu item yang namanya other comprehensive income. Di situlah harus ditampilkan. Jadi ada unrealized loss in marketable securities. Misalnya saham GoTo yang pada waktu pelaporan negatif Rp 881 miliar. Nah itu, harus ditampilkan di other comprehensive income," jelas Eddy dalam keterangannya, Senin (23/5/2022) sebelumnya.

Meski begitu, para elit politik di DPR tetap menyoroti langkah investasi Telkom ke GoTo. Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam, Kamis 10 Juni kemarin mengatakan Komisi VI telah membentuk Panja Investasi Saham BUMN untuk menelaah dan mengusut langkah BUMN dalam berinvestasi dengan membeli saham perusahaan lain.

"Ya, kita akan panggil direksi Telkom dan Telkomsel terkait investasi di GoTo. Kita telusuri bukan soal naik-turunnya harga saham, tetapi kelayakan bisnis dan aspek tata kelolanya, ini governance-nya sudah oke atau belum," ujar Mufti Anam kepada media.

Mufti mengatakan, Panja Investasi Saham ingin menjaga semua aksi korporasi BUMN berada di jalur yang tepat. Jangan sampai triliunan rupiah uang BUMN dikelola secara serampangan yang bisa berujung pada kerugian perusahaan tersebut.

"Kan kalau perusahaan itu rugi, atau untungnya tidak optimal, maka berpotensi mengurangi dividen ke negara. Padahal dividen itu diperlukan negara untuk membiayai program-program kerakyatan," jelas Mufti.

Menurut Mufti, setidaknya ada dua aspek yang akan disorot oleh Panja. Pertama, penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam setiap investasi saham. Hal ini agar investasi BUMN tidak salah arah dan malah berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Aspek kedua, sambung Mufti, adalah potensi kerugian negara. Menurutnya ada banyak analisis di luar, termasuk dari para pakar, terkait kronologi investasi Telkom di GoTo yang menimbulkan kerugian "Kita mesti cek dugaan atau potensi kerugian negaranya," katanya.

Panitia kerja (panja) Investasi BUMN di Perusahaan Digital yang dibentuk Komisi VI DPR pun mulai menggelar rapat membahas soal investasi BUMN Telkom dan Telkomsel di GoTo hari ini.

Panja memanggil Direktur Utama (Dirut) Telkom Ririek Adriansyah dan Dirut Telkomsel Hendri Mulyana Syam dalam rapat tersebut.



Simak Video "Video: Grab dan Danantara Buka Suara soal Isu Investasi ke GOTO"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads