Aset perusahaan tercatat naik tipis menjadi Rp 103,60 triliun dari semula Rp 100,76 triliun. Kenaikan signifikan terjadi pada kas dan setara kas yang pada akhir 2020 hanya berjumlah Rp 1,21 triliun, naik drastis menjadi Rp 13,16 triliun. Aset lancar perusahaan tercatat sebesar Rp 42,58 triliun, meningkat nyaris 50%.
Total liabilitas perusahaan tercatat turun tipis menjadi Rp 88,14 triliun, dengan liabilitas jangka pendek berkurang signifikan menjadi Rp 27,30 triliun dari semula mencapai Rp 48,56 triliun sebelum restrukturisasi utang.
Restrukturisasi tersebut menempatkan utang jangka pendek perusahaan menjadi utang jangka panjang yang angkanya meningkat dari 40,77 triliun menjadi Rp 60,84 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Utang bank jangka pendek perusahaan turun hingga 87% menjadi Rp 2,09 triliun dari semula mencapai Rp 17,25 triliun di akhir tahun 2020. Dari angka tersebut tercatat utang jangka pendek kepada empat perbankan BUMN (Bank BRI, Mandiri, BNI dan BSI) sudah tidak ada dari semula mencapai Rp 15,5 triliun.
Sementara itu utang bak jangka panjang dengan BUMN perbankan yang merupakan pihak berelasi naik menjadi Rp 29,15 triliun dari semula Rp 9,12 triliun.
(aid/ara)