Emiten Pupuk Ini Kantongi Penjualan Rp 1,45 T, Naik 103%

Emiten Pupuk Ini Kantongi Penjualan Rp 1,45 T, Naik 103%

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 01 Agu 2022 16:18 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) mengumumkan kinerja keuangannya di semester I-2022. Tercatat penjualan dari emiten produsen pupuk itu naik 103% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Di sisi lain, emiten berkode saham SAMF ini membukukan lonjakan laba sebelum pajak sebesar 152%.

"Kami bersyukur kinerja semester pertama 2022 sangat baik, hal ini ditunjang permintaan pasar untuk pupuk NPK khususnya dari kalangan perkebunan sawit masih sangat tinggi," ujar Direktur Utama PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk Yahya Taufik dalam keterangan tertulis, Senin (1/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, akhir Juni 2021, penjualan Saraswanti Rp 711,88 miliar, sedangkan periode yang sama tahun ini sebesar Rp 1,45 trilliun.

"Peningkatan penjualan tidak saja didukung oleh adanya kenaikan harga, tapi juga karena naiknya volume pupuk yang terjual," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Yahya mengatakan, selain karena permintaan yang masih tinggi, kebijakan pemerintah juga ikut menambah positif iklim industri pupuk. Misalnya, kebijakan pemerintah menghapuskan pajak ekspor (PE) CPO sampai 31 Agustus 2022. Hal ini tentunya akan mendongkrak harga CPO dalam negeri yang berimbas pada kemampuan belanja pupuk untuk meningkatkan produktivitas sawit.

"Kami optimistis hingga akhir tahun bisnis pupuk di Indonesia masih potensial," tutur dia.

Yahya menerangkan, permintaan pupuk terus meningkat, bahkan, Saraswanti sudah mengantongi pesanan hingga Oktober 2022.

Karena itu, tambahnya, manajemen Saraswanti merevisi target penjualan tahun 2022. "Kami melakukan peningkatan proyeksi penjualan tahun 2022, awalnya Rp 2,4 triliun menjadi Rp 2,88 triliun," ujar Yahya.

Dia menambahkan, dari sisi bahan baku, Saraswanti mampu mengamankan diri hingga akhir tahun.

Sementara itu, per akhir Juni 2022, laba sebelum pajak Saraswanti melonjak 152% menjadi Rp 174,69 miliar dibandingkan Semester I/2021 sebesar Rp 69,31 miliar.
Di sisi lain, perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan distribusi pupuk NPK ini mencatatkan aset sebesar Rp 2,46 triliun dengan liabilitas Rp 1,54 triliun, serta ekuitas sebesar Rp 918 miliar.




(das/das)

Hide Ads