Bagi Dividen Rp 22
Ramayana Enggan Buka Hipermarket
Jumat, 23 Jun 2006 13:01 WIB
Jakarta - Menjamurnya hipermarket saat ini tidak serta merta membuat semua perusahan ritel ikut-ikutan membukanya. Seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang juga belum berniat membuka hipermarket. Perseroan menilai konsep one stop shopping melalui department store, yang dimiliki saat ini sudah cukup untuk menarik konsumen."Kita memang fokus mengembangkan department store, didalamnya juga ada supermarket. Kita punya konsep one stop shopping jadi tidak harus konsepnya hipermarket dan tidak ada rencana buka hipermarket," kata Komisaris RALS, Setyadi Surya, usai RUPS di Mercantille Club Gedung WTC, Jalan Sudirman, Jakarta, Jumat (23/6/2006).Kedepannya, ungkap Setya, perseroan akan memfokuskan pada ekspansi usaha di luar Jawa. Hal ini karena pertumbuhan di Pulau Jawa dinilai sudah mulai melambat. Tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,8 persen. "Pertumbuhan itu dikontribusi melalui penambahan 12 gerai baru pada tahun lalu," ujar Setya.Untuk tahun 2006 perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 250 miliar. Dananya dari internal perusahaan yang digunakan untuk membangun 6 gerai baru di Sulawesi dan Jawa.Sedangkan capex untuk tahun 2007 dianggarkan Rp 400 miliar untuk membiayai pembangunan 10-12 gerai baru.Terkait efisiensi, pada tahun ini perseroan akan menutup empat gerai yang berlokasi di Pulau Jawa. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kerja sama dengan UKM sebagai pemasok untuk mendapat barang berkualitas dengan harga lebih murah.DividenRUPS juga menyetujui pembagian dividen tahun buku 2005 sebesar 51,17 persen dari laba bersih 2005 sebesar Rp 302,352 miliar. Jumlah dividen ini setara Rp 154,704 miliar atau Rp 22 per saham.Pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen adalah mereka yang tercantum dalam recording date pada 19 Juli. Sedangkan pembayaran dividen akan dilakukan pada 26 Juli 2006."Sisa laba bersih Rp 5 miliar akan digunakan untuk cadangan dan selebihnya untuk laba ditahan," kata Setya.
(ir/)