Elliana Wibowo meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atas permasalahannya dengan PT Blue Bird Tbk. Dia sebagai anak dari mendiang Surjo Wibowo, pendiri perusahaan taksi tersebut menginginkan keadilan.
Elliana mengaku sebagai ahli waris dan pemegang saham Blue Bird tidak menerima dividen dari Blue Bird Group sejak 11 tahun terakhir. Untuk itu, dirinya menggugat PT Blue Bird Tbk ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan sebesar Rp 11 triliun.
"Saya sebagai pemegang saham dari pendiri orang tua saya, belum menerima pembagian dividen selama kurang lebih 10-11 tahun sampai permohonan gugatan ini saya sampaikan," kata Elliana kepada wartawan di Madame Delima Cafe, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Elliana kemudian meminta bantuan kepada Jokowi hingga Kapolri untuk meneruskan kasus kekerasan fisik-psikis terhadap dirinya dan almarhum ibunya (Janti Wirjanto) yang pernah dialami pada 23 Mei 2000 dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Blue Bird.
"Saya mohon supaya Presiden Jokowi yang terhormat, Kapolri yang terhormat, Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, mahkamah Agung, KPK untuk melihat ini dan Kejagung juga. Betapa histerisnya saya dan ibu saya, kami tidak bikin-bikin dan buat-buat," tuturnya.
Kepada awak media, Elliana menunjukkan bukti rekaman saat kejadian berlangsung dalam bentuk kaset dan diputar di radio jadul. Tidak terlalu jelas percakapan dari rekaman tersebut, yang jelas terjadi percekcokan dan sesekali suara teriakkan perempuan.
"Itu suara saya dan ibu saya yang teriak-teriak dengan suara Dr. Purnomo yang komandoi 'habisi saja, bantai saja, dasar China ini ini ini' dengan istri dan anaknya. Itu kan biadab sekali ya," ujarnya.
Elliana mengklaim akar permasalahan saat itu adalah keluarga Purnomo Prawiro ingin menguasai saham Blue Bird Group dari keluarganya. "Di depan ruang rapat dengan tiba-tiba Purnomo Prawiro beserta istrinya Endang Basuki, anaknya Noni Purnomo, menantunya Indra Marki beserta sejumlah besar pasukan keamanannya yang berbadan besar mengepung, mengeroyok, menganiaya, memaki-maki, memukuli, menendang, mendorong ibu saya dan saya sendiri," bebernya.