Macquarie Ramal Bisnis Fintech Melesat, Saham GOTO Outperform

Macquarie Ramal Bisnis Fintech Melesat, Saham GOTO Outperform

Yudistira Imandiar - detikFinance
Senin, 26 Sep 2022 11:48 WIB
Logonya Dicatut untuk Seruan Demo, Gojek Imbau Mitra Tak Terprovokasi
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

PT Macquarie Sekuritas Indonesia memproyeksikan lini bisnis teknologi keuangan grup PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melalui GoTo Financial (GTF) akan bertumbuh. Hal itu terlihat dari tingginya frekuensi penggunaan dan penetrasi layanan beli sekarang bayar nanti alias buy now pay later (BNPL).

Berdasarkan riset Macquarie, sekuritas asal Australia itu menilai digitalisasi sektor jasa keuangan menjadi salah satu mesin pertumbuhan terpenting di balik lonjakan konsumsi barang dan jasa digital. Hal ini memicu lahirnya perusahaan rintisan fintech di Asia Tenggara, menawarkan solusi keuangan digital mulai dari e-wallet hingga layanan BNPL.

Dengan layanan fintech melalui GTF, GOTO menjadi satu-satunya perusahaan yang bisa memfasilitasi transaksi antara konsumen, merchant, dan mitra driver, dan mitra pihak ketiga melalui solusi pembayaran menyeluruh, dari e-money, e-wallet (GoPay), layanan keuangan (GoPayLater, GoPayLater Cicil, GoModal), payment gateway online dan offline (Midtrans), cloud POS products (Moka), hingga solusi bisnis merchant (GoBiz, GoStore, dan Selly).

"Kami mengharapkan pertumbuhan yang kuat untuk lini bisnis fintech, mengingat frekuensi penggunaan dan penetrasi BNPL yang lebih tinggi," tulis analis Macquarie Ari Jahja dan Akshay Sugandi dalam hasil riset, dikutip detikcom Senin (26/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip riset RedSeer, 38% penduduk Indonesia dan Asia Tenggara berusia 15 tahun ke atas pada 2020 masuk kategori unbanked atau tak punya rekening bank. Angka tersebut tergolong besar jika dibandingkan dengan AS 7% dan China 13%, sehingga Macquarie menggarisbawahi besarnya ruang penetrasi layanan jasa keuangan di Indonesia.

Selain itu, 17,5% dari populasi berusia 15 tahun ke atas di Asia Tenggara masuk kategori underbanked alias punya rekening bank tapi tak punya akses layanan keuangan yang memadai seperti kredit, asuransi, dan investasi.

ADVERTISEMENT
Macquarie ResearchFoto: Macquarie Sekuritas

"Artinya, secara agregat, 55,5% penduduk Indonesia dan Asia Tenggara yang berusia 15 tahun ke atas tidak memiliki rekening bank, menurut RedSeer. Mengacu Bank Indonesia, penetrasi kartu kredit juga cuma 6% di 2020, indikasi masih rendahnya penetrasi layanan keuangan," papar Ari dan Akhshay.

Menurut keduanya, BNPL menjadi salah satu katalis positif bagi pertumbuhan e-commerce karena BNPL populer di kalangan masyarakat kelas menengah, sementara segmen berpenghasilan tinggi cenderung memakai kartu debit atau kredit.

Peluncuran GoPayLater Cicil sejak 19 Agustus sebagai solusi pinjaman BNPL di Tokopedia, kolaborasi Bank Jago untuk memberikan akses finansial kepada para merchant GoTo melalui GoBiz, dan Bank Jago sebagai mitra strategis untuk pendanaan kredit juga menjadi faktor pendorong. Apalagi GOTO juga meningkatkan kemampuan dalam credit scoring dan kemampuan loan underwriting.

Halaman Selanjutnya: Target Harga

Secara umum, Macquarie menilai GOTO kini mampu melakukan monetisasi dan efisiensi yang lebih baik. Di kuartal 2-2022, nilai transaksi bruto (GTV) GoTo Rp 151 triliun (naik 39% year on year/), melampaui guidance manajemen dan pendapatan Rp 5,5 triliun (naik 45% yoy) tumbuh lebih tinggi dari GTV.

"Untuk kuartal ketiga, target GTV dan pendapatan gross mereka masing-masing Rp 151-156 triliun dan Rp 5,7-6 triliun tampak masuk akal," tulis kedua analis tersebut.

"Dalam hal efisiensi biaya, GoTo telah memangkas Rp 800 miliar dari penghematan biaya dalam hal teknologi, marketing, dan outsourcing," lanjut mereka.

GOTO juga dinilai masih menjadi pemimpin pasar sehingga ke depan perusahaan bisa mendapatkan rating yang lebih baik. Macquarie menilai harga saham GOTO pun lebih tangguh (resilient) dibandingkan dengan harga saham perusahaan teknologi sejenis.

Sebab itu, Macquarie menyematkan predikat outperform untuk saham GOTO. Outperform biasa digunakan untuk saham-saham yang kenaikan harganya diperkirakan bisa melebihi acuan pasar (indeks harga saham).

Macquarie mematok target harga (target price) saham GOTO di level Rp 324/saham, merefleksikan rasio nilai enterprise value/pendapatan bersih atau EV/net revenue sebesar 16,2 kali atau 9,0 kali pendapatan kotor estimasi 2024.

Perhitungan ini didukung oleh penilaian dengan metodologi arus kas terdiskon atau discounted cash flow (DCF) dan sum-of-the-parts (SOTP). Target saham GOTO ini diperdagangkan pada konsensus EV/net revenue 2023-2024 17 kali dan 11 kali.

SOTP adalah proses menilai perusahaan dengan menentukan berapa nilai divisi agregatnya jika dipisahkan atau diakuisisi oleh perusahaan lain. Sementara DCF ialah metode untuk mengukur potensi dalam sebuah peluang investasi.

Menurut Macquarie, keunggulan GOTO adalah fokus utama dan posisinya sebagai satu-satunya penyedia layanan dan pemimpin pasar nomor satu di segmen on-demand, e-commerce, dan fintech di Indonesia.

Sepekan lalu, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pada perdagangan Jumat lalu (23/9/2022), saham GOTO stagnan Rp 264/saham, nilai perdagangan saham GOTO sepekan (19-23 September) tembus Rp 1,08 triliun dengan volume perdagangan 4,24 miliar saham.


Hide Ads