Inggris Krisis, Pound Sterling Meringis

Inggris Krisis, Pound Sterling Meringis

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 27 Sep 2022 09:01 WIB
Ilustrasi uang pound sterling
Pound sterling/Foto: Getty Images/Nirian
Jakarta -

Mata uang Inggris pound sterling merosot ke level terendah terhadap dolar AS. Hal ini terjadi karena pasar khawatir dengan kondisi stabilitas keuangan negara tersebut. Hal ini juga didorong krisis Inggris yang tengah terjadi

Dikutip dari CNN, Selasa (27/9/2022), disebutkan pound terjun bebas hampir 5% menjadi US$ 1,03. Pada Jumat sempat naik ke level US$ 1,07.

Merosotnya nilai tukar itu terjadi setelah Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng pada Jumat mengumumkan pemangkasan pajak terbesar dalam 50 tahun terakhir. Namun hal ini terjadi setelah adanya kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kwarteng memberikan sinyal jika pemerintah Inggris akan melakukan pemotongan pajak yang lebih besar ke depan. Hal ini karena pemerintah berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Analis Senior Oanda Craig Erlam mengungkapkan pasar saat ini sedang wait and see dengan kinerja pemerintahan baru.

ADVERTISEMENT

"Pasar memperhitungkan peluang kenaikan suku bunga 'darurat' dari bank sentral untuk menjaga stabilitas mata uang dan kepercayaan pasar," ujarnya dikutip dari CNN, Selasa (27/9/2022).

Mantan Kanselir Inggris Tory Lord Ken Clarke mengungkapkan jika kebijakan yang ditempuh pemerintah Inggris justru membuat pound merosot ke level terendah.

Melemahnya Pound ini sejalan dengan indikator ekonomi di Inggris yang melemah. Tak cuma Pound, Euro juga tercatat mencapai level terendah selama 20 tahun terakhir.

Kepala Ekonom di ACY Securities Clifford Bennet mengungkapkan jika perang Ukraina dan Rusia kembali eskalasi maka akan ada penurunan yang lebih tajam untuk euro dan pound.

"Orang tidak boleh meremehkan krisis yang terjadi di seluruh Eropa saat ini dan pound lebih rentan dibanding mata uang lainnya," jelas dia.

Yuan China juga mengalami penurunan 0,5% ini merupakan level terendah selama 28 bulan terakhir.

Simak juga video 'Biden: Rusia Bohong, Salahkan Sanksi Dunia Penyebab Krisis Pangan':

[Gambas:Video 20detik]



(kil/zlf)

Hide Ads