Nilai dolar AS terus menguat dan menekan rupiah. Hal ini terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan masyarakat juga akan terdampak dari mengamuknya dolar AS ini.
Dia menyebut harga bahan konsumsi seperti makanan sampai barang elektronik akan mengalami peningkatan. Hal ini untuk barang impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terutama barang impor ya barang konsumsi, elektronik kemudian seperti tahu tempe, daging kan ada juga daging impor jadi akan mahal dan tinggi karna menguatanya dolar AS," kata dia saat dihubungi, Jumat (30/9/2022).
Hal ini karena tahu dan tempe menggunakan bahan baku kedelai yang harus diimpor dari luar negeri.
Ibrahim menyebutkan, fluktuasi nilai tukar rupiah ini ini terjadi karena beberapa sentimen eksternal.
Mulai dari angka inflasi di Amerika Serikat (AS) yang diprediksi 8,5%. Lalu adanya isu sabotase pipa gas hingga isu referendum yang dilakukan oleh Rusia di sejumlah wilayah di Ukraina.
Sedangkan dari Asia ada isu kudeta Presiden China Xi Jinping oleh jenderal militer. "Kondisi perpolitikan di China ini juga turut membuat gonjang-ganjing ekonomi negara itu. Kemudian ditambah kasus COVID-19 yang juga belum selesai," kata Ibrahim.
Dia mengungkapkan, dari dalam negeri. Presiden Joko Widodo telah menyampaikan jika pelemahan mata uang rupiah ini terjadi karena masalah eksternal. Hal ini disebut membuat pasar leih tenang sehingga sempat mengalami penguatan tipis.
"Di dalam negeri sebenarnya tidak ada isu sama sekali. Pejabat seperti BI juga sebaiknya hati-hati dalam menaikan bunga acuan dan harus sesuai dengan ekspektasi di pasar," jelas dia.
(kil/dna)