Keok dari Dolar AS, Yen Sentuh Level Terendah Sejak 32 Tahun Lalu!

Keok dari Dolar AS, Yen Sentuh Level Terendah Sejak 32 Tahun Lalu!

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 17 Okt 2022 18:08 WIB
Uang Kertas Yen jepang. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Foto: Dikhy Sasra
Jakarta -

Yen Jepang menyentuh level terendahnya sejak 32 tahun terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Yen jatuh ke level 147,66 terhadap dolar AS sebelum kembali menguat.

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan, pemerintah akan mengambil tindakan tepat terhadap volatilitas mata uang. Bulan lalu Jepang menghabiskan hampir US$ 20 miliar atau Rp 308 triliun (kurs Rp 15.400) untuk menopang mata uang yen.

"Kami tidak dapat mentolerir volatilitas berlebihan di pasar mata uang yang didorong oleh pergerakan spekulatif. Kami mengamati pergerakan mata uang dengan urgensi yang kuat," kata Suzuki, dikutip dari BBC, Senin (17/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan lalu, Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang global untuk mendongkrak mata uangnya yang melemah. Langkah itu terjadi setelah yen mencapai level terendah dalam 24 tahun terhadap dolar, menandai pertama kalinya otoritas Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang sejak 1998.

Namun, analis memperingatkan intervensi seperti ini akan berdampak kecil selama suku bunga Jepang jauh lebih rendah daripada di AS.

ADVERTISEMENT

Mata uang Jepang berada di bawah tekanan yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Ini disebabkan kebijakan yang diambil oleh Bank of Japan (BOJ) yang berbeda dengan The Fed.

Pada hari Kamis, angka resmi menunjukkan harga konsumen di AS naik lebih dari yang diharapkan bulan lalu, menandakan pertarungan inflasi di ekonomi terbesar dunia masih jauh dari selesai.

Inflasi AS dalam 12 bulan hingga September adalah 8,2%. Angka ini turun dari bulan Agustus yang 8,3%.

Kenaikan harga konsumen di AS sedang diawasi ketat sebagai upaya The Fed mendinginkan inflasi dan mendongkrak nilai dolar.

The Fed telah secara agresif menaikkan suku bunganya untuk memerangi kenaikan harga, yang telah membuat dolar lebih menarik bagi investor. Sebaliknya, BOJ mempertahankan suku bunga sangat rendah.

Kekuatan dolar di pasar keuangan global juga berdampak pada mata uang utama lainnya di seluruh dunia, termasuk pound dan euro.

(eds/eds)

Hide Ads