Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo meyakini tak lama lagi suspensi atau 'gembok' saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bakal dibuka dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan setelah Garuda Indonesia menyelesaikan urusan penyelesaian utang dengan skema PKPU dan penyuntikan modal tambahan dari pemerintah.
Garuda sendiri baru saja menyelesaikan RUPS beberapa waktu lalu. Beberapa skema penyelesaian utang dan juga suntikan modal PMN Rp 7,5 triliun disetujui dalam agenda tersebut.
"Garuda kan kita proses rights issue kemarin kan RUPS-nya udah sukses dijalankan," ujar Kartika di sela agenda SEO International Conference, di Nusa Dua Bali Convention Center, Selasa (18/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kartika menjelaskan soal suspensi saham, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia. Dari hasil koordinasi itu dia meyakini suspensi saham GIAA akan dibuka dalam waktu dekat. Syaratnya Garuda harus menyelesaikan terlebih dahulu proses rights issue yang dilakukan.
"Di trading period itu kita sepakat untuk belum buka, kita akan buka suspend-nya setelah trading period jadi setelah rights issue-nya subscribe nanti baru kita buka suspend-nya," ungkap Kartika.
Dia juga mengatakan Garuda Indonesia pun harus menyeleksi urusan di Mahkamah Agung (MA) soal kasasi PKPU yang diajukan oleh beberapa kreditur. Kartika bilang kasasi tersebut sebetulnya sudah ditolak MA, cuma saat ini pihaknya butuh kejelasan keputusan sehingga bisa dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia.
"Kita sudah diskusi dengan Bursa Efek, dengan Dirut barunya pak Iman bahwa kita akan memenuhi pertama itu kasasinya belum formal. Kasasi daripada PKPU. Kita harus firm dulu itu ditolak dulu, itu kita tunggu dari MA," papar Kartika.
Lebih lanjut pihak Garuda Indonesia akan melakukan public expose insidentil apabila putusan MA sudah keluar untuk menjelaskan semua masalah yang berhubungan dengan penyelesaian utang lewat proses PKPU sudah selesai. Katanya, kemungkinan hal itu akan dilakukan dua minggu lagi.
"Mungkin dua Minggu dari sekarang itu akan dilakukan," sebut Kartika.
Dia juga bicara soal beberapa calon investor strategis untuk pengembangan bisnis Garuda. Kartika mengakui pemerintah memang sudah melakukan pendekatan ke beberapa maskapai di timur tengah untuk bekerja sama dengan Garuda.
Dia menyebutkan pendekatan dilakukan ke maskapai Emirates, Etihad, hingga Qatar Airways. Namun, itu baru pembicaraan awal saja.
"Investor kita bicara banyak airline, ke middle east juga. Bicara dengan Emirates, Etihad, Qatar, so far masih early stage, kita belum tahu kita akan lihat seperti apa," sebut Kartika.
Sebelumnya, ada rencana juga Garuda akan melakukan rights issue kembali tahun depan untuk menampung modal dari masyarakat. Namun, Kartika mengatakan rencana itu nampaknya masih ditimbang-timbang dan belum tentu akan dilakukan.
Apalagi melihat arus keuangan Garuda Indonesia yang nampaknya mulai membaik di tengah pemulihan cepat dari industri penerbangan di Indonesia.
"Kalau dilihat kebutuhan Rp 7,5 triliun ini kemarin-kemarin kita pikir pas-pasan, cuma trafik saat ini kita lihat sudah sangat memadai. Cashflow (Garuda) ini di bulan September Oktober sudah sangat stabil. Kita lihat paska Rp 7,5 triliun apakah kita perlu menggelar lagi rights issue pada tengah atau di akhir tahun depan sampai mencari final strategic partner," pungkas Kartika.
(das/das)