Penguncian saham atau lock up PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk berakhir pada 30 November 2022. Terkait hal ini, GoTo terus melobi investornya, termasuk Alibaba dan Softbank untuk mengontrol pelepasan saham mereka.
Analis memperkirakan saham GoTo bisa rontok jika ditinggal investor besar secara bersamaan. Apalagi, tidak ada yang bisa memastikan lobi yang dilakukan GoTo akan berhasil.
"Investor besar ini ada peluang jual (saham), tapi tentu jualnya pelan-pelan. Tidak sesegera mungkin jualnya, ya pasti pelan-pelan," kata Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee saat dihubungi detikcom, Jumat (21/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hans menjelaskan, kalaupun investor besar ini menjual saham mereka, harusnya sudah mendapat keuntungan. Pasalnya mereka sudah berinvestasi di periode awal, saat harga saham GoTo masih murah.
"Biasanya udah untung ya, karena mereka masuk pada series-series awal, harganya murah. Tentu di series belakang bisa nggak untung. Series-series awal untung harusnya. Tapi tergantung posisi dulu pertama kali masuk di posisi berapa sahamnya," katanya menambahkan.
Namun, Hans mencatat tidak mudah investor besar menjual saham mereka begitu saja. Selain meninggalkan jejak yang membuat orang khawatir, mereka cenderung berhati-hati dalam mengambil langkah.
Sementara itu, Ekonom dan Praktisi Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo menyebut investasi Softbank dan Alibaba di GoTo memang memberi dampak positif. Keduanya cukup ternama di bidang teknologi dan startup, dan membantu GoTo menjaga kualitas nilai aset.
"Background Alibaba dan Softbank yang sangat concern teknologi dan startup. Akan tetapi kita perlu memperhatikan dan mempertimbangkan bahwa investasi di teknologi dan startup dalam pandangan saya menjadi prospek yang harus dipertimbangkan dengan horizon waktu jangka panjang," jelasnya.
Hans berharap lobi yang dilakukan GoTo berhasil demi menjaga saham mereka tidak rontok. "Kita berharap berhasil tentu saja. Kalau nggak berhasil harga saham akan rontok di pasar," pungkasnya.
Tim detikcom telah menghubungi GoTo terkait hal ini. Hingga berita ini terbit, belum ada respon yang detikcom terima.
(das/das)