Sekarang Masih Landai, Pedagang Pasar Was-was Harga Beras Naik Saat Nataru

Sekarang Masih Landai, Pedagang Pasar Was-was Harga Beras Naik Saat Nataru

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 24 Okt 2022 10:16 WIB
Harga beras di pasar mulai mengalami kenaikan. Salah satunya di Pasar Induk Beras Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Foto: Fajar Briantomo
Jakarta -

Beras belakangan menjadi sorotan karena disebut harganya akan naik. Pedagang pasar khawatir, kenaikan terjadi pada akhir tahun ini.

Pedagang beras di Pasar Jombang Jakarta Selatan, Kosim menuturkan bahwa harga beras yang dia jual belum mengalami kenaikan sejak pekan lalu.

"Harga beras medium belum ada kenaikan, masih sama dari pekan lalu, ya sama belum ketahuan ada kenaikan atau nggak," jelasnya kepada detikcom, Senin (24/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kosim mengatakan, ia khawatir bahwa ada kenaikan harga beras pada akhir tahun dan tahun baru. Menurutnya saat ini petani baru saja menanam padi dan baru akan panen raya dua sampai tiga bulan kemudian.

"Sekarang kan petani baru menanam padinya ya, panen raya itu baru terjadi Januari, Februari, paling bulan ketiga baru turun. Kalau akhir tahun sama awal tahun itu naik kan, stoknya tipis," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Pedagang beras di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan juga mengatakan demikian. Ia menyebut saat ini untuk beras medium belum mengalami kenaikan, malah mengalami penurunan sekitar Rp 100.

"Belum ada kenaikan, malah terjadi penurunan ya kemarin tapi Rp 100 saja," ujar pedagang tersebut.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri juga menjelaskan bahwa pada akhir tahun ini diyakini harga beras akan naik karena permintaan yang dipastikan meningkat tetapi stok beras tidak banyak. Stok tidak banyak karena belum memasuki masa panen raya.

"Jadi di sini harga belum (naik), tetapi di akhir tahun permintaan kan tinggi, karena kita sekarang ini masih 2 bulan lagi (menunggu masa panen). Nanti natal dan tahun baru permintaan tinggi, ketika permintaan tinggi, dan stok tidak banyak, terbatas, harga akan naik. Stok mungkin akan cukup tetapi nggak melimpah," ujarnya.

Untuk saat ini pedagang sendiri mengatakan penyebab akan naiknya harga beras karena kerja Perum Bulog yang tidak menyerap beras pada awal tahun ini tidak banyak. Belum lagi harga acuan pembelian gabah juga meningkat di tingkat petani.

"Isu Bulog penyerahannya tidak maksimal di awal periode 2022, pada saat panen raya kan cukup tinggi, tetapi serapan Bulog kecil, mengakibatkan stok menipis, belum lagi harga acuan dinaikkan," ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mengakui harga beras di pasar naik. Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra mengatakan saat ini harga beras di pasar sudah jauh dari harga fleksibilitas Rp 8.800 per kilogram (kg) menjadi Rp 9.000- Rp 9.200/kg.

Kenaikan harga itu diduga juga karena harga di tingkat penggilingan sudah naik. Kenaikan itu juga membuat Perum Bulog sulit menyerap beras dari petani.

"Saya dapat info itu Bulog susah menyerap karena harga di pasar Rp 9.000 sampai Rp 9.200 sementara fleksibilitas sementara itu Rp 8.300 menjadi Rp 8.800," jelasnya.

Berdasarkan data per 19 Oktober 2022, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang bulog sebanyak 697.994 ton. Stok itu menurun dibandingkan pasokan pada tanggal 6 Oktober 2022, 779.618 ton.




(ada/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads