Xi Jinping telah mengamankan masa jabatan ketiga sebagai pemimpin China dan menunjuk tim yang diisi oleh para loyalis. Hal ini langsung direspons oleh para pelaku pasar.
Dikutip dari CNN, Kamis (27/10/2022), saham China yang terdaftar di Hong Kong dan New York langsung jatuh pada hari Senin. Kemudian, yuan mencapai level terendahnya hampir 15 tahun terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sehari kemudian.
Analis menilai, preferensi Xi menjadi tanda buruk bagi prospek ekonomi China. Mereka mengatakan, mengganti pejabat ekonomi berpengalaman dengan orang-orang yang pengalamannya jauh lebih sedikit juga menandakan kebijakan yang lebih didorong oleh ideologi sehingga menghambat sektor swasta dan memperburuk hubungan China dengan AS.
"Pasar jelas kecewa dengan tujuh orang Komite Tetap Politbiro baru yang diisi dengan sekutu Xi," kata Lilian Co, pengelola Strategic China Panda Fund di Eric Sturdza Investments.
"Karena ideologi Xi tidak ramah pasar dalam beberapa tahun terakhir, tim kepemimpinan yang setia kepada Xi berarti tidak ada perubahan arah kebijakan selama dia berkuasa," sambungnya.
Pada Rabu, yuan berbalik arah dan saham sedikit menguat menyusul pernyataan terkoordinasi Bank Sentral China dan berbagai regulator di mana mereka akan menjaga stabilitas mata uang, pasar China, dan sistem keuangan.
Beberapa pejabat senior yang mendukung reformasi pasar dan membuka ekonomi hilang dari tim baru Xi Jinping. Mereka ialah Perdana Menteri Li Keqiang, Wakil Perdana Menteri Liu He, dan gubernur bank sentral Yi Gang.
Investor khawatir Xi akan melanjutkan kebijakan seperti zero COVID-19 dan tindakan keras terhadap sektor swasta yang telah menyebabkan kerusakan serius pada ekonomi China.
Simak Video: Pimpin China Periode Ketiga, Xi Jinping Ingin Perkuat Militer China