Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai dampak penguatan kurs dolar Amerika Serikat (AS) tahun depan. Kondisi itu telah mempengaruhi mata uang seluruh dunia termasuk rupiah yang mengalami depresiasi 10,1%.
"Pergerakan dari kurs, capital flow, dan US Treasury akan jadi faktor dominan dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas makro maupun sektor keuangan yang merupakan faktor yang kita waspadai untuk tahun depan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis (24/11/2022).
Adanya dinamika pasar keuangan dengan cost of fund yang tinggi dan volatilitas kurs, pemerintah mulai hati-hati menjaga perekonomian baik dari sektor riil yang masih butuh impor bahan baku maupun dari sisi pinjaman.
"Untuk di Indonesia sendiri kami di Kementerian Keuangan juga harus melihat secara sangat hati-hati," tuturnya.
Sri Mulyani menyebut kondisi ini dipengaruhi oleh faktor geopolitik. Terlebih memasuki musim dingin di negara Eropa.
"Tidak hanya retorika tapi juga eskalasi perang yang terjadi di Ukraina itu menimbulkan dampak yang luar biasa dan ini bukanya menurun tapi masih cenderung meningkat tensinya," imbuhnya.
Pasar keuangan global juga masih bergejolak akibat dipengaruhi oleh kebijakan moneter AS. "Ini lah yang berimbas pada negara-negara emerging," ucapnya.
(aid/ara)
