Adapun total aset ARKO bertambah sebesar Rp 216,432 miliar atau naik 31,43%, dari Rp 688,614 miliar pada Desember 2021 menjadi Rp 905,046 miliar per September 2022. Peningkatan aset ini karena adanya kenaikan aset investasi baru dan progres pembangunan site baru di Yaentu yang sudah mencapai kurang lebih 85% siap operasi. Sementara utang Perseroan berkurang sebesar Rp 3,077 miliar atau turun 0,59%, dari Rp 517,588 miliar per 31 Desember 2021 menjadi Rp 514,511 miliar per 30 September 2022.
Aldo menambahkan, untuk mendorong kinerja hingga akhir tahun ini, ARKO tetap fokus di bisnis EBT pasca transaksi penambahan kepemilikan saham di Perseroan oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kinerja ARKO ke depan semakin solid. Ini didukung oleh kemampuan teknis, keuangan dan fundamental ARKO yang kuat. "Kami optimistis fundamental Perseroan ke depan makin solid. Optimisme ini didukung antara lain oleh kinerja Perseroan yang terus membaik," ujar Aldo.
Menurut Aldo, dengan arah dunia dan Pemerintah yang akan terus meningkatkan bauran energi terbarukan, ARKO yakin kinerja akan terus meningkat di tahun-tahun kedepan dengan adanya proyek - proyek pembangkit listrik energi terbarukan lainnya. (*)
(fdl/fdl)