Saham perusahaan mobil listrik Tesla terpantau anjlok 11% pada perdagangan Selasa kemarin. Bahkan untuk bulan Desember ini, saham Tesla telah anjlok hingga 44%. Tinggal menghitung hari hingga Tesla secara resmi mencetak rekor kinerja saham terburuk dalam bulan, kuartal, bahkan tahunannya.
Perusahaan milik Elon Musk ini bahkan telah melampaui Meta, menjadi saham dengan kinerja terburuk pada 2022 di antara sederet saham para raksasa teknologi.
Dikutip dari CNBC, Rabu (28/12/2022), saham Tesla anjlok ke US$ 109.1 per lembarnya usai The Wall Street Journal melaporkan, Tesla akan melanjutkan penghentian produksinya di Shanghai selama seminggu, akibat kasus Covid-19 di China.
Saham Tesla pun telah jatuh 73% dari rekor tertingginya pada 2021. Sementara dibandingkan selama 2022 ini, saham tersebut turun 69%, lebih dari dua kali lipat penurunan di Nasdaq.
Padahal diketahui, sejak IPO 2010, Tesla hanya pernah jatuh dalam satu tahun yaitu pada 2016, turun sebesar 11%. Sedangkan saham pesaingnya, Ford, turun 46% dan General Motors juga turun 43% di 2022.
Untuk bulan Desember ini, tercatat saham Tesla telah anjlok 44%, rekor terburuk yang pernah dicetak Tesla. Pasalnya, saham perusahaan diketahui tidak pernah turun lebih dari 25% dalam satu bulan.
Baca juga: Aduh! Elon Musk Kehilangan Harta Rp 1.794 T |
Tercatat pula, pada kuartal IV ini, saham Tesla turun 59%, lebih buruk dari penurunan sebesar 38% pada kuartal II 2022 ini. Periode tersebut merupakan yang terburuk dalam sejarah Tesla.
'Bencana' yang menimpa Tesla di 2022 ini terjadi sejak Musk memutuskan untuk mengakuisisi Twitter. Untuk memenuhi tagihannya itu, Musk menjual saham Tesla dalam jumlah besar. Menurut pengajuan pada pertengahan Desember, Musk menjual sekitar 22 juta lebih saham Tesla, dengan nilai sekitar US$ 3,6 miliar atau setara Rp 56,52 triliun (kurs Rp 15.700).
Kemudianpada 22 Desember kemarinsetelah penjualan saham terbarunya, Musk mengatakan di Twitter Spaces, dia tidak akan menjual saham apapun selama 18 hingga 24 bulan ke depan.
Dalam debat dengan pemegang saham Tesla, Musk mengaitkan penyebab penurunan harga saham Tesla pada kenaikan suku bunga Federal Reserve. Musk juga mengunggah cuitan yang menyebut bahwa orang-orang akan memindahkan uang mereka dari saham menjadi uang tunai, sehingga menyebabkan saham turun.
Kata-katanya itu pun tidak banyak membantu menenangkan investor. Menurut FactSet, volume perdagangan melewati 201 juta saham pada hari Selasa, angka tertinggi kedua untuk tahun ini setelah 22 Desember. Lima hari perdagangan teratas Tesla berdasarkan volume semuanya sejak 13 Desember.
Simak juga Video: Luhut Makin Gencar Rayu Tesla Masuk RI: Mereka Mau Lari ke Mana?