Perbankan nasional saat ini dituntut untuk bertransformasi digital demi mengikuti perkembangan zaman. Termasuk PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang kini kembali ke bisnis kredit rumah tapak dan sedang menuntaskan aksi korporasi penerbitan saham baru.
Wakil Direktur BTN Nixon L.P Napitupulu mengungkapkan aset bank diperkirakan akan tembus Rp 400 triliun dan laba bersih diestimasi mencapai Rp 3 triliun (unaudited), angka ini di atas konsensus analis sebelumnya yang memperkirakan laba bersih berada di kisaran Rp 2,8 triliun.
Dia menjelaskan pendorong utama laba bersih adalah keberhasilan manajemen menurunkan biaya dana secara signifikan dengan memperbanyak porsi dana murah (current account saving account/CASA) melalui inovasi digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sejarah buat BTN, di mana efisiensi biaya dana bisa membuat aset kita akhir tahun 2022 bakal tembus Rp 400 triliun dengan penyaluran kredit mencapai Rp 300 triliun," ujar Nixon ditulis Rabu (4/12/2022).
Dia mengungkapkan bank melakukan perubahan struktur biaya dana, perbaikan fundamental juga dilakukan dengan memperbaiki kualitas kredit. Ada tiga cara yang dilakukan. Pertama, menjual atau mengalihkan kredit macet senilai Rp 1 triliun. Karena kredit macet ini berhasil dikeluarkan dari neraca, manajemen dapat menurunkan biaya pencadangan dan meningkatkan kemampuan menyalurkan kredit baru.
Kedua, kembali ke khittah sebagai bank penyalur kredit rumah. Nixon menjelaskan, manajemen belajar banyak dari kekeliruan membiayai proyek apartemen. Segmen ini bukanlah bisnis utama BTN. "Keahlian kami di pembiayaan rumah tapak. Potensi pasarnya bukan hanya sangat besar, juga menjanjikan margin tinggi. Yang perlu kami lakukan adalah menciptakan inovasi tapi tetap dalam konteks pembiayaan rumah tapak," ujar Nixon.
Dia menyebut ada beberapa inovasi yang ditempuh manajemen. Antara lain meluncurkan KPR dengan skema rent to own untuk menggarap pasar milenial dan pasangan mudah, memberikan top up loan untuk debitur eksisting hingga menyalurkan kredit berbasis ekosistem dengan menggandeng digital platform yang fokus pada pemenuhan kebutuhan rumah.
"Kita sudah puluhan tahun menyalurkan KPR dan kondisi debitur tentu terus berubah setiap waktu. Penghasilan mereka, kebutuhan dan rencana finansial lainnya. Ini tentu peluang bagus bagi kami untuk memenuhi kebutuhan finansial dengan men top up KPR," katanya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.