Tesla (TSLA) dan CEO perusahaan Elon Musk digugat oleh pemegang sahamnya sendiri. Para investor itu menuduh Musk dan perusahaan menyembunyikan fakta penting teknologi Autopilot dan Full Self-Driving pada kendaraan listrik Tesla yang menyebabkan sejumlah kecelakaan yang terjadi
Gugatan diajukan dalam class action pengadilan Federal San Francisco, Senin (27/2) lalu. Dalam gugatan itu pemegang saham mengatakan Tesla dan Musk diduga memberikan pernyataan palsu dan menyesatkan.
Mengutip dari CNN, Rabu (1/3/2023) investor curiga Musk menyembunyikan teknologi yang penyebab beberapa kecelakaan fatal pada kendaraan listrik Tesla. Investor juga kecewa karena akibat banyaknya kecelakaan tersebut menyebabkan harga saham perusahaan merosot.
Gugatan itu dipimpin oleh pemegang saham Thomas Lamontagne. Para investor menuntut ganti rugi atas anjloknya harga saham Tesla pada 19 Februari 2019 hingga 17 Februari 2023. Meskipun tidak dituliskan rinci berapa kerugian yang dialami investor.
Seiring dengan adanya gugatan itu, harga saham Tesla ditutup naik US$ 10,75, atau 5,5%, menjadi US$ 207,63. Tetapi saham tersebut telah kehilangan sekitar setengah dari nilai sebelumnya atau sejak mencapai puncaknya pada November 2021.
Harga saham juga turun 5,7% pada 16 Februari setelah National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) atau Badan Keselamatan Jalan Raya AS memaksa penarikan kembali lebih dari 362.000 kendaraan Tesla yang dilengkapi dengan perangkat lunak Full Self-Driving.
Penarikan itu dilakukan karena menurut (NHTSA) tidak aman di sekitar persimpangan. Tesla pun mengatakan menyetujui penarikan itu, meskipun tidak setuju dengan analisis NHTSA.
(ada/dna)
