PT Pertamina Hulu Energi (PHE) akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada semester I tahun ini. Dana yang dihimpun dari pasar modal PHE digadang-gadang akan lebih besar dari PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE yang melantai di bursa lebih dulu.
"Lebih gede dari PGE. Dia juga bakal barang bagus untuk di bursa. Termasuk juga yang jumbo-jumbo yang di bursa," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Bandung, Senin malam (6/3/2023).
Arya tak menyebut target perolehan dana PHE dari IPO. Adapun dalam aksi korporasinya, PGE meraup dana Rp 9,05 triliun.
Dana IPO PHE akan digunakan untuk menggenjot volume produksi minyak karena sebagian kebutuhan minyak dalam negeri dipenuhi dari impor. Di sisi lain, kebutuhan minyak dalam negeri terus meningkat.
"Jadi PHE ini kita sekarang minyak kita itu cuma berapa persen yang dia dalam negeri. Kalau dia nggak ekspansi, kebutuhan minyak naik, sementara produksi turun. Maka kemungkinan impor makin besar," jelas Arya.
Kebutuhan ekspansi ini dipenuhi dari IPO. Dia mengatakan, dana IPO itu di antaranya untuk akuisisi ladang migas.
"Akuisisi bisa, sumur baru bisa, mana aja bisa. Pokoknya supaya komposisi kita untuk impor dan lokalnya dalam itu terpenuhi," katanya.
Simak Video "Raffi Ahmad Masih Tunggu Momen RANS Bakal IPO"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/ara)