Penjualan Anak Usaha Batal, Merger Bumi-Energi Jalan Terus
Jumat, 25 Agu 2006 12:41 WIB
Jakarta - Meski batal menjual anak usahanya kepada PT Borneo Lumbung Energi, manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tetap meneruskan rencana merger dengan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).BUMI akan tetap menggelar RUPSLB 19 September mendatang untuk meminta persetujuan merger dari pemegang saham."Bumi memastikan bahwa rencana merger dengan PT Energi Mega Persada akan dilanjutkan sesuai prosedur dan waktu yang ditentukan dibawah peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," kata Sekretaris Perusahaan Bumi Geroad Yusuf dalam penjeasannya ke Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jumat (25/8/2006).Sementara PT Energi Mega Persada Tbk masih menyambut baik rencana merger walaupun divestasi anak usaha Bumi batal. Pihak Energi menilai, rencana merger tersebut akan memberikan nilai tambah bagi perseroan dan pemegang saham melalui diversifikasi portofolio bisnis sumber daya alam dan perluasan skala operasi."Fakta bahwa transaksi divestasi saham oleh Bumi tidak jadi dilaksanakan tidak mengurangi daya tarik merger sebagai bagian dari strategi pengembangan usaha perseroan di masa mendatang," kata Direktur Energi Tom Soulaby.Tom juga keberatan terhadap kebijakan BEJ yang mensuspensi perdagangan sahamnya sejak Jumat ini.Menurutnya Energi tidak terlibat sama sekali dalam transaksi divestasi anak usaha Bumi. Sehingga pembatalan diestasi tidak berpengaruh bagi kinerja Energi.Sementara itu, Geroad menambahkan, Bumi telah menerima tawaran-tawaran tidak resmi dari pembeli potensial lainnya termasuk investor asing. Namun penawaran pembelian tersebut tidak dalam jumlah signifikan seperti transaksi Bumi-Borneo Lumbung Energi yang batal."Proposal-proposal mereka secara umum ditujukan untuk kepemilian saham minoritas yang konsisten," ujar Geroad.BUMI batal melakukan transaksi penjualan anak usahanya kepada PT Borneo Lumbung Energi senilai US$ 3,25 miliar.PT Borneo pada 17 April 2006 membeli anak usaha Bumi yaitu 95 persen saham Kaltim Prima Coal (KPC), 99,99 persen saham PT Arutmin, 99,99 persen saham PT Indocoal Kalsel Resources, 99,99 persen saham PT Indocoal Kaltim Resources, dan 100 saham saham Indocoal Resources (Cayman) Limited.Namun tanpa alasan yang jelas manajemen menyatakan pembatalan penjualan anak usaha karena ada negosiasi yang tidak ketemu dengan pihak Borneo.Sementara Edwin Sinaga dari Kuo Capital Raharja, mengaku tidak yakin terhadap rencana merger tersebut. Apalagi kini Energi sedang dirundung masalah kebocoran pipa anak usahanya PT Lapindo Brantas yang menenggelamkan sejumlah desa di Sidoarjo."Ujung-ujungnya Lapindo akan menjadi beban dan masalah buat BUMI jika merger berlanjut," kata Edwin.Namun ketika dihubungi detikcom, Geroad menegaskan, rencana merger tidak akan terpengaruh oleh krisis Lapindo."Tidak ada itu," kata Geroad. Menurut Edwin, janji yang dikeluarkan oleh Kelompok Usaha Bakrie ini akan kembali diteropong investor. Apakah merger tersebut bakal mulus ? Tunggu saja.
(ir/)