Dibuka Hijau Awal Pekan, IHSG Dekati 6.900

Dibuka Hijau Awal Pekan, IHSG Dekati 6.900

tim detikcom - detikFinance
Senin, 03 Apr 2023 09:14 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan di BEI Jumat (19/11). IHSG berada pada level 6.720,26.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dibuka di zona hijau. IHSG menguat ke level 6.843.

Dikutip dari data RTI, Senin (3/4/3023), penguatan IHSG turut ditopang oleh menguatnya saham-saham pilihan yang tergabung dalam indeks LQ45 sebesar 0,78% ke posisi 945,11

Pada perdagangan kemarin (31/3) IHSG ditutup melemah sebesar -0,05% atau -3,67 poin di level 6.805,28. Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih meramal, IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 6.785 - 6.870.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, akan ada sejumlah informasi yang turut mewarnai lajuIHSG sepanjang hari ini. Salah satunya datang dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak yang melaporkan total wajib pajak badan tahun ini tumbuh 22,92% mencapai 1,93 juta.

Hal ini merupakan pertumbuhan tertinggi dan melampaui capaian prapandemi COVID-19. Realisasi penerimaan pajak hingga Februari 2023 tercatat tumbuh 40,35% YoY. Sementara itu, dalam APBN 2023 target pendapatan negara mencapai Rp 2.463 triliun.

ADVERTISEMENT

Penerimaan pajak berkontribusi 82% atau mencapai Rp 2.021,22 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 441,39 triliun, sisanya penerimaan hibah sebesar Rp 0,41 triliun.

Dari mancanegara, Para deposan Amerika Serikat melakukan penarikan deposito sebesar US$ 126 miliar dari perbankan. Terpantau 25 bank terbesar di Amerika Serikat kehilangan US$ 90 miliar.

Sementara itu, manufacturing PMI China tercatat di level 51.9 pada periode Maret 2023. Turun dibanding periode sebelumnya di level 52.6 namun di atas konsensus 51.1. Adapun NBS non manufacturing PMI China pada periode Maret 2023 tercatat di level 58.2, merupakan level tertinggi sejak Mei 2011. Sementara composite PMI China tumbuh ke level 57 pada Maret 2023, hal tersebut dipicu oleh penghapusan kebijakan zero COVID-19.

(dna/dna)

Hide Ads