Rugi bersih PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk turun tajam sebesar 50,91% pada kuartal I 2023. Rugi bersih Garuda pada kuartal I 2023 tercatat US$ 110,03 juta atau sekitar Rp 1,61 triliun (kurs Rp 14.700), turun tajam dari periode yang sama tahun lalu US$ 224,14 juta atau setara Rp 3,29 triliun.
Pencatatan rugi bersih pada tahun kinerja berjalan ini dipengaruhi oleh penerapan standar akuntansi PSAK 73 yang mengatur tentang pembukuan transaksi sewa pada beban operasi.
"Terlepas dari adanya penerapan PSAK tersebut, Garuda Indonesia secara fundamen operasional kinerja terus mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari sejumlah indikator penting pada kinerja usaha baik dari sisi EBITDA, cash flow hingga peningkatan trafik penumpang," jelas Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam keterangannya, Kamis (4/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara grup, Garuda membukukan pertumbuhan pendapatan usaha hingga 72% pada kuartal I 2023 menjadi US$ 602,99 juta jika dibandingkan dengan catatan pendapatan usaha pada 3 bulan pertama di tahun 2022 sebesar US$ 350,15 juta.
Pertumbuhan pendapatan usaha ini sejalan dengan peningkatan trafik penumpang yang berhasil dicatatkan Garuda Indonesia Group pada kuartal I 2023 yang sedikitnya berjumlah 4,5 juta penumpang atau tumbuh sekitar 60% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,7 juta penumpang.
Irfan mengungkapkan, pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada kuartal I 2023 ini menjadi outlook positif tersendiri bagi kinerja usaha di sepanjang tahun 2023. Di tengah periode awal tahun yang dikenal sebagai periode low season bagi sektor industri penerbangan, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan kinerja solid pada pendapatan usahanya dengan kinerja operasional yang semakin komprehensif melalui pembukuan arus kas positif (cash flow) di mana perusahaan berhasil mencatatkan komposisi pencatatan kas masuk yang lebih besar dibandingkan beban operasi.
"Capaian ini menjadi langkah berkesinambungan dan awal transformasi kinerja yang secara konsisten menunjukan outlook positif dari upaya perbaikan kinerja usaha yang terus dilakukan secara berkelanjutan," jelas Irfan.
Adapun pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada kuartal I 2023 tersebut ditunjang oleh capaian pendapat penerbangan berjadwal US$ 506,82 juta yang tumbuh sebesar 87% serta komposisi pendapatan lainnya yang tumbuh sebesar 50% menjadi US$ 83,35 juta pada tiga bulan pertama di tahun 2023 ini.
Lebih lanjut, hingga Maret 2023, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan EBITDA hingga 92% yakni menjadi US$ 71 juta atau membaik dibandingkan dengan EBITDA pada periode yang sama di tahun 2022 sebesar US$ 37 juta.
(acd/das)