IHSG Diproyeksi Tembus 7.700 Tahun Ini, Bakal Turun Jelang Pemilu?

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 16 Mei 2023 20:15 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

DBS Group memperkirakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Head of akan bekerja positif tahun ini. Research DBS Group Maynard Arif memperkirakan, IHSG akan mencapai ke angka hingga 7.700.

"Target indeks dari kami pada dasarnya untuk tahun 2023 kami melihat 7.700 berdasarkan persentase pertumbuhan pendapatan juga. Jelas indeks properti saat ini tampaknya agresif," katanya dalam agenda virtual, Selasa (16/5/2023).

Menurut Maynard ada sejumlah saham perusahaan yang menyumbang kenaikan itu, mulai dari saham-saham komoditas dan saham bank. Ia memproyeksi laju IHSG akan dipengaruhi oleh pemilu 2024. Hal ini terjadi karena akan ada sedikit kekhawatiran investor di masa-masa tersebut.

"Saya pikir mungkin ada beberapa efek sentimen pada pemilu. Tapi sekali lagi, tahun depan adalah 2024. Tapi siapa tahu, menurut saya, tergantung bagaimana pencalonannya dan siapa yang akan mencalonkan, bisa jadi ada kekhawatiran dari investor yang membeli juga, sebelum pemilihan," lanjutnya.

Belakangan ini, IHSG masih bergerak melemah. Sore ini IHSG dibuka di zona hijau. Melansir data RTI, Selasa (16/5/2023), IHSG ditutup melemah 35 poin (0,52%) ke level 6.676. IHSG hari ini bergerak dalam rentang 6.729-6.659. Sedangkan indeks LQ45 juga turun 0,56% ke level 929.

Saat pembukaan pagi tadi, IHSG sebenarnya dibuka menguat 10 poin atau bertambah 0,16% ke level 6.722. Sejak pra pembukaan IHSG juga sudah naik, bahkan menguat lebih tinggi yakni 0,22% di level 6.726.

Sebelumnya, Ekonom & Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo menyarankan agar pelaku pasar untuk membeli saham, mengingat IHSG diprediksi masih akan menguat dalam jangka pendek hingga menengah. Ia mengatakan IHSG bisa tembus ke level 7.000 untuk lebih dari tiga bulan ke depan.

"Saya kira satu bulan ini masih menguat. Angkanya adalah 6.875, target tertinggi 7.000, selama jangka menengah itu sampai lebih dari 3 bulan, jangka pendek 6.850," ucapnya, kepada detikcom. Senin (7/2/2022).

Sementara kemungkinan adanya terjadi penurunan, yakni terkait kewaspadaan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, penurunan pertumbuhan ekonomi harus diwaspadai.

"PDB kita kan mengalami penurunan sebelumnya 7% dan pada kuartal kemarin 3,5%. Artinya mengalami penurunan, jika penurunan itu berlanjut indeks perlu disikapi dengan koreksi terbatas," jelasnya.




(ada/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork