Dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami penguatan. Pagi tadi, dolar AS menembus angka Rp 15.000 ke level Rp 15.004.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, data ekonomi AS yang terus mengalami perbaikan akan memicu inflasi. Hal itu pun menimbulkan ekspektasi jika bank sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan.
"Dari data survei CME FedWatch Tool, 61,9% berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 25 bp pada rapat di bulan Juni versus 38,1% yang berekspektasi tidak ada perubahan," terangnya kepada detikcom, Rabu (31/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, penguatan dolar ini juga dipicu oleh masih adanya kekhawatiran terkait kesepakatan batas utang di AS. Menurutnya, hal itu membuat pelaku pasar memegang aset aman yakni dolar.
"Pelaku pasar ternyata masih mengkhawatirkan voting kesepakatan batas utang AS yang akan berlangsung di Kongres, kalau-kalau tidak memenuhi harapan pasar. Ini juga mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset aman dolar AS," ujarnya.
Baca juga: Dolar AS Tembus Rp 15.000 Lagi! |
Senada, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, persoalan pagu utang ini menjadi salah satu faktor yang membuat dolar AS menguat.
"Walaupun sudah ada kesepakatan, dari partai oposisi masih menganggap bahwa ini belum deal. Ini yang membuat carut marut. Apalagi menteri keuangan AS mengatakan bahwa kalau seandainya tidak bisa terselesaikan kemungkinan besar akan terjadi gagal bayar dan kebangkrutan," paparnya.
"Kemudian diaminin juga oleh wakil presiden AS mengatakan bahwa masalah pagu utang US$ 31,1 triliun kalau seandainya belum disepakati dalam jangka waktu 5 tahun ke depan akan membahayakan perekonomian Amerika," katanya.
Dia melanjutkan, data tenaga kerja AS yang akan dirilis dalam waktu dekat diperkirakan akan positif. Hal itu menjadi indikasi jika bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
"Kenaikan suku bunga didukung oleh data ekonomi bahwa inflasi terutama adalah inflasi jasa inti masih cukup tinggi. Sehingga satu-satunya untuk menurunkan inflasi jasa inti ini adalah menaikkan suku bunga," ujarnya.
Lihat juga Video: Dolar AS Menggila, Sentuh Level Rp 15.550!